
Tak hanya di Inggris, susunan batu raksasa serupa Stonehenge ternyata ada juga di Bondowoso. Batu yang bertumpuk secara alami menjadi keajaiban memukau.
Bondowoso menjadi buah bibir pekan ini akibat musibah banjir bandang beberapa hari lalu. Jangan salah, kabupaten ini ternyata juga menyimpan keunikan wisata. Salah satunya Solor Stone yang menyerupai Stonehenge, sebuah situs batu raksasa bertumpuk yang ada di Amesbury di Wiltshire, Inggris.
Terletak di Desa Solor, Kecamatan Cermee, Bondowoso, Jawa Timur, penduduk lokal menyebutnya 'Betoh So'on'. Betoh So'on ini sendiri diambil dari bahasa lokal warga setempat yakni Madura. Betoh artinya batu, sedangkan So'on artinya menyunggi.Betoh So'on merupakan tumpukan batu setinggi 13 hingga 30 meter. Tersusun rapi secara vertikal dan berjajar alias berbaris rapi.
Untuk menuju lokasi Batu Solor, diperlukan upaya cukup keras. Sebab, akses jalan menuju ke Batu Solor meski sudah beraspal tapi berada menyusuri punggung pegunungan yang membuat warga harus hati-hati dalam berkendara. Namun jangan kawatir, meski akses ke lokasi terbilang cukup susah, terutama saat musim hujan, semuanya akan terlunasi ketika tiba di lokasi Batu Solor. Jika berangkat dari kawasan kota Bondowoso, maka diperlukan waktu kurang lebih 2,5 jam lamanya.
Siapa yang meletakkan dan menyusun batu besar dan tinggi tersebut di lembah? Menurut warga setempat, mereka percaya bahwa Tuhan yang meletakkan batu itu. Artinya, batu itu terbentuk dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia.
Menurut Asyok, petugas yang berjaga di pintu masuk, belum ada penelitian kapan Batu Solor tersebut berdiri. Namun diperkirakan batu tersebut merupakan situs pra sejarah yang umurnya mencapai ribuan tahun lamanya.
Beberapa orang lain bilang kalo Stonehenge Bondowoso ini merupakan Situs Megalitikum, seperti Stonehenge di Inggris, tapi sampai saat ini belum ada penelitian resmi yang bisa menjelaskannya. Tapi warga sekitar percaya kalo Batu Solor ini merupakan tempat Raja Blambangan pada jaman dulu kala.
“Tidak ada sejarah tentang berdirinya Batu Solor tersebut, tetapi menurut cerita masyarakat sekitar, batu ini merupakan tempat Raja Blambangan pertama,” ungkapnya.
Menurut legendanya, jaman dulu kala ada bangsawan Majapahit yang bernama Bhre Wirabumi yang diutus oleh Prabu Hayam Wuruk untuk menjadi penguasa wilayah Majapahit di Jawa Timur. Saat dalam perjalanan, dia tiba di Bondowoso dan lupa arah. Ia kemudian mendengar suara ghaib yang menyuruhnya untuk naik ke batu tinggi itu.
Kemudian ada cahaya bersinar di sana dan Bhre pun naik dengan bantuan sulu tanaman yang menempel di batu tersebut. Saat tiba di atas, ia langsung semedi selama 5 malam dan ia menamainya Batu Sulur lalu melanjutkan perjalanannya menuju selatan. Di kemudian hari, Bhre Wirabumi pun diangkat menjadi Raja Blambangan yang pertama.
Saat ini, selain jalan yang sudah beraspal mulus, lokasi tersebut dilengkapi dengan beberapa titik swa-foto dan beberapa gazebo untuk istirahat pengunjung. Pengunjung dikenai biaya masuk sebesar Rp 5.000/orang. Tak hanya batu susun, pengunjung juga bisa berfoto di batu kursi dan batu buaya. Pemandangan alam berupa pepohonan kayu jati yang rimbun juga sangat cocok untuk berfoto sambil menikmati udara segar.(dya)