24 June 2025

Get In Touch

Lepas Gerah di Pantai Gemah

Lepas Gerah di Pantai Gemah

Pekerjaan dan rutinitas harian tak hanya membuat capek tubuh, tapi juga hati. Nah untuk melepas rasa ‘gerah’ itu tidak ada salahnya mlipir sejenak ke Pantai Gemah di Tulungagung. Terbukanya akses menuju lokasi pasca tersambungnya Jalur Lintas Selatan (JLS), hingga berseliwerannya foto-foto di media sosial berhasil menjadikannya objek wisata yang viral.

Tujuh tahun lalu, saat Anda menyebutkan nama Pantai Gemah, mayoritas penduduk akan heran atau bahkan menggelengkan kepala. Ya…dulu pantai yang terletak di Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung ini merupakan lokasi terisolasi. Jarang sekali masyarakat yang menginjakkan kaki di tempat ini.

Pantai baru ramai saat ada pemberitaan korban tenggelam di pantai Selatan. Sebab rata-rata mayat korban akan ditemukan di pantai yang dikelilingi hutan belantara ini. Kegiatan lain yang dilakukan di Pannhtai Gemah dahulu dipakai warga untuk memasak garam.

Dulu, akses menuju lokasi ini juga sangat sulit. Jalan penuh debu karena masih terbuat dari tanah, dengan rute mendaki sebuah bukit kecil dan mayoritas yang melintas adalah kendaraan truk atau mobil gardan ganda. Walhasil, meski ada pantai masyarakat kala itu enggan untuk menikmati keindahannya.

Namun hanya dalam waktu dua tahun, Pantai Gemah menjadi destinasi wisata paling ramai di Tulungagung. Kini hampir setiap hari dan puncaknya pada akhir pecan, pemuda-pemuda Desa Keboireng sibuk mengatur lalu lintas di Pantai Gemah.

Ada pula yang melayani tiket wisatawan, serta mengatur kendaraan yang masuk area parkir, yang lain menjalankan usahanya di pantai ini.

“Kami seperti mimpi. Pantai Gemah benar-benar mengubah Desa Keboireng dengan sangat cepat,” ucap Purnomo, yang ditunjuk sebagai Divisi Humas Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Gemah.

Dulunya, Desa Keboireng mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani hutan.Menurut Purnomo, sulit membayangkan terobosan yang bisa mengangkat ekonomi desa.Pantai Gemah dianggap sebagai tempat wingit atau angker, yang hanya dipakai nenek moyang memasak garam.

Hingga akhirnya proyek Jalur Lintas Selatan (JLS) melewati wilayah Desa Keboireng, tepatnya dari jalan Kecamatan di Desa Besuki hingga Pantai Klathak. Jalan ini berjarak sekitar 150 meter dari Pantai Gemah. Sekitar tahun 2016 pengaspalan sudah sampai setengah dari bentang jalan.“Ujung aspalnya saat itu ada di atas gunung. Dari puncaknya bisa melihat ke arah pantai, pemandangannya indah,” ujarnya.

Saat itu banyak wisatawan yang datang ke ujung aspal JLS ini hanya untuk menikmati pemandangan. Bahkan saat Sabtu, jalan jadi macet karena saking tingginya antusias wisatawan.Di lokasi ini juga muncul banyak warung.

Saat itu warga Desa Keboireng membaca peluang dan mulai mengadakan diskusi kecil untuk menggarap Pantai Gemah. Mereka yakin pantai ini akan ramai dikunjungi wisatawan, jika JLS terhubung ke Pantai Klathak.Mereka pun mulai bersih-bersih Pantai Gemah, dan membuka semak belukar yang menutupi.

“Tahun 2013 Dinas Kelautan dan Perikanan sudah merintis menanam cemara udang. Kami tinggal meneruskan itu,” tuturnya. Ketika itu warga mempersiapkan fasilitas wisata ala kadarnya, seperti kamar kecil dan tempat pakir.

Awalnya mereka bergerak dengan dikuatkan dengan Peraturan desa (Perdes). Pertengahan 2016 JLS tembus hingga Pantai Klathak, sekaligus terbuka isolasi Pantai Gemah yang dilalui.

Seperti yang diperkirakan warga, wisatawan membludak ke Pantai Gemah setelah adanya JLS.Dengan cepat warga berkonsultasi untuk membentuk Pokdarwis

Karena cepatnya pertumbuhan wisata di Pantai Gemah, Pokdarwis baru ini ditawari Perjanjian Kerja Sama pada 1 Januari 2017.Perjanjian ini bersifat sementara dan berlaku selama 6 bulan, melibatkan Pemdes Keboireng, Perhutani, Pemkab Tulungagung dan LMDH.

Karena dianggap sukses mengelola Pantai Gemah, Pokdarwis ditawari perjanjian lanjutan.“Kami tidak menyangka bisa secepat ini. Istilahnya fasilitas yang kami sediakan masih terbatas, tapi wisatawan sudah demikian banyaknya,” ujar Purnomo.

Diakui Purnomo, pesatnya perkembangan wisata Pantai Gemah tidak lepas dari media sosial.Anggota Pokdarwis saat itu aktif mengunggah foto-foto keindahan Pantai Gemah lewat media sosial. Namun, mereka juga sangat terbantu oleh wisatawan yang aktif berbagi keindahan Gemah.Lewat media sosial Gemah semakin dikenal dan menjadi tujuan wisata favorit di Tulungagung.

“Sebenarnya pantai kami sama saja denga pantai-pantai lain. Yang membedakan Gemah sangat mudah dan dekat dijangkau dengan kendaraan apa pun,” katanya.

Salah satu penunjang promosi Gemah adalah sinyal internet yang menjangkau pantai ini.Sayangnya sinyal yang masuk hanya milik Telkomsel, itu pun dari tower yang ada di Pantai Popoh.Jika dalam kondisi sangat ramai, internet di Pantai Gemah sangat lambat.“Kendalanya yang tidak pakai Telkomsel tidak bisa mengakses internet. Kalau provider lain bisa masuk, Gemah akan semakin semarak,” tambah Purnomo.

Pantai Gemah membawa perubahan ekonomi di masyarakat Desa Keboireng.Diperkirakan saat ini sepertiga penduduk Keboireng mempunyai kegiatan ekonomi di Pantai Gemah.Mulai dari menyewakan tikar, membuka warung, menyewakan ATV dan trail, atau menjadi pekerja di Pantai Gemah.Jumlah perambah hutan dan penambang batu yang bisa merusak alam pun turun drastis.

Selain itu, banyak pemuda yang merantau memilih pulang dan membuka usaha di Pantai Gemah.Pantai ini sudah menjadi sumber kehidupan, warga pun menjaga Gemah dengan sepenuh hati.“Kami masih menghadapi masalah sampah yang terbawa ombak. Karena itu setiap Jumat kami bersih-bersih, kalau musim hujan setiap hari kami bersihkan,” ungkap Purnomo.

Pengunjung Pantai Gemah setiap hari rata-rata 500-1.000 orang.Saat akhir pekan jumlahnya mencapai 7.000-10.000 wisatawan.Jika libur panjang seperti Idul Fitri atau Tahun Baru, pengunjung Pantai Gemah bisa tembus 15.000 orang. Karena tingginya kunjungan wisatawan, pengelola bekerja sama dengan kepolisian harus melakukan sistem buka tutup di pertigaan Besuki.

Untuk diketahui, tiket masuk untuk hari biasa Rp 5.000 ditambah asuransi Rp 500 per orang.Untuk akhir pekan dan libur nasional tiket naik Rp 7.500 plus asuransi Rp 500 per orang.Tarif parkir motor Rp 2.000, minibus Rp 5.000, bus dan Elf Rp 10.000. Sementara fasilitas yang disewakan di Pantai Gemah, tarif flying fox Rp 20.000, ATV 250 CC Rp 100.000 per jam, ATV 150 CC Rp 80.000 per jam dan mini trail Rp 60.000 per jam.(dya)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.
  BENCHMARKS  
Loading Time: Base Classes  0.0003
Controller Execution Time ( Blog / Remap )  5.2038
Total Execution Time  5.2041
  GET DATA  
No GET data exists
  MEMORY USAGE  
4,547,384 bytes
  POST DATA  
No POST data exists
  URI STRING  
post/item/5898/Lepas-Gerah-di-Pantai-Gemah
  CLASS/METHOD  
blog/item
  DATABASE:  ps_lentera (Blog:$db)   QUERIES: 335 (5.1470 seconds)  (Show)
  HTTP HEADERS  (Show)
  SESSION DATA  (Show)
  CONFIG VARIABLES  (Show)