
Surabaya – Kedepan, sector pertanian dan pangan diharapkan semakin diminati oleh generasi muda khususnya negerasi Z. Sebab, saat ini minat generasi muda dalam bidang pertanian terus menurun yang dikhawatirkan akan mengancam ketahanan pangan Jatim.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa penumbuhan minat para negerasi muda pada perikanan dan peternakan khususnya teknologi pertanian dan pangan sangat penting. Namun, melihat kodisi anak muda saat ini yang berbeda dengan dulu, maka Khofifah mengharapkan kiprah generasi muda lebih pada sector teknologi pertanian dan pengembangan pangan.
Dia menjelaskan, memasuki industri 4.0, industry pengolahan makanan dan minuman (mamin) memiliki potensi perkembangan yang sangat kuat. Bahkan menempati urutan tertinggi dibandingkan perkembangan sector industri yang lain. Di posisi ini berdasarkan survey industry makanan dan minuman, provinsi Jawa Timur merupakan provinsi tertinggi pertumbuhan industry makanan dan minuman dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.
Terkait pemasaran, dengan masuknya Indonesia ke era industri 4.0 hal tersebut menurutnya tidak perlu terlalu dirisaukan. Mengingat, keberadaan e-commerce yang terus tumbuh dan bertambah mampu menjadi etalase pemasaran yang efektif. Menurutnya, kunci utama pemasaran online ada di proses pengolahan dan pengemasan yang selama ini terlewat.
“Ini harus dilakukan karena kita ingin mewujudkan tak hanya ketahanan pangan tapi kedaulatan pangan. Ini kita sedang godok untuk kita usulkan perubahan nomenklatur di OPD kita, bukan lagi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, tapi Dinas Pertanian dan Kedaulatan Pangan,” kata Khofifah.
Ia juga mengajak kepala daerah untuk mengenali potensi daerah masing-masing supaya bisa mewujudkan kedaulatan pangan tak hanya di Jawa Timur tapi juga untuk Indonesia. (ufi)