25 June 2025

Get In Touch

Konversi Lahan Hantui Ketahanan Pangan Jatim

Konversi Lahan Hantui Ketahanan Pangan Jatim

Surabaya – Konversi lahan produktif pertanian dianggap menjadi masalah yang menghantui ketahanan pangan di Jawa Timur. Untuk mengatasi itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta komitmen politik yang kuat dari pemangku kepentingan.

Khofifah menandaskan bahwa konversi lahan produktif pertanian ditengari akibat dari pesatnya pembangunan infrastruktur di daerah sentra produksi pertanian. Selain itu, regenarasi petani dimana minat generasi muda di sector pertanian terus menurun. Kemudian juga akibat perubahan pola konsumsi masyarakat dampak dari meningkatnya standar hidup.

“Tantangan ini harus menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan dan butuh komitmen politik yang kuat. Tidak hanya di level pusat, namun juga provinsi hingga bupati/walikota. Saya berharap perguruan tinggi pun terus berupaya melakukan riset dan pengembangan guna meningkatkan kualitas dan produktifitas komoditas pangan,” ujarnya saat Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 di Jatim Expo , Surabaya, Selasa (19/11).

Namun demikian dia menandaskan bahwa ketahanan pangan Jatim saat ini dalam posisi sangat baik, bahkan mampu menjadi tulang punggung nasional. Hal tersebut terlihat dari ketersediaan pangan seperti beras, jagung, daging, telur, susu, danikan yang berada dalam posisi surplus. “Seluruh komoditas pangan surplus, hanya kedelai dan bawang putih saja yang mengalami defisit,” kata Khofifah

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa ketersediaan beras saat ini mengalami surplus sebesar 3.727.959 ton, jagung surplus 5.885.225 ton, dan gula suplus 862.621 ton. Sedangkan ketersediaan daging surplus 374.389 ton, telur surplus 313.811 ton, susu surplus 453.236 ton. Ketersediaan ikan juga surplus 933.402 ton.

“Saya yakin dengan kerja keras seluruh pelaku pertanian maka ketahanan pangan di Jatim dan Indonesia akan semakin kuat. Sehingga kita dapat mewujudkan kedaulatan pangan. Terutama dalam pemenuhan komoditas pangan pokok. Provinsi lain yang masih rendah produktivitasnya harus kita topang, bahu membahu dan kerjasama dalam mewujudkan swasembada pangan nasional,” ujarnya.

Sementara itu, untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen Pemprov Jatim, Khofifah  mendorong konsep industrialisasi hasil pertanian dengan rumus petik, olah, kemas, dan jual. Harapannya, nilai ekonomis produk pertanian tersebut dapat semakin meningkat sehingga mampu mendongkrak pendapatan petani.

Selama ini, lanjutnya, sering polanya hanya petik dan jual. Untuk itu perlu dorongan supaya mereka melakukan pola mengolah dan mengemasnya terlebih dahulu sebelum akhirnya dijual. “Cara ini memang butuh waktu, tapi hasilnya tentu jauh lebih besar. Proses pengentasan kemiskinan pun akan jauh lebih cepat,” imbuhnya. (ufi)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.
  BENCHMARKS  
Loading Time: Base Classes  0.0003
Controller Execution Time ( Blog / Remap )  5.1828
Total Execution Time  5.1831
  GET DATA  
No GET data exists
  MEMORY USAGE  
4,502,984 bytes
  POST DATA  
No POST data exists
  URI STRING  
post/item/2392/Konversi-Lahan-Hantui-Ketahanan-Pangan-Jatim
  CLASS/METHOD  
blog/item
  DATABASE:  ps_lentera (Blog:$db)   QUERIES: 336 (5.1258 seconds)  (Show)
  HTTP HEADERS  (Show)
  SESSION DATA  (Show)
  CONFIG VARIABLES  (Show)