
Surabaya – Siapa bilang koran bekas dan minyak jelantah sudah tidak bisa digunakan lagi. Keduanya masih bisa digunakan lho, meski sudah menjadi sampah. Mungkin, orang berfikiran, jika koran bekas hanya digunakan sebagai pembungkus nasi atau makanan lainnya. Ternyata tidak, koran bekas bisa menjadi produk bernilai tinggi.
Bagi Adelia Ayu Griselda yang masih duduk di bangku kelas lima SDN Kaliasin 1 Surabaya ini sampah dari bekas Koran bisa menjadi barang kerajinan tangan, seperti gelas dan tempat makanan. “Tujuan pengelolaan sampah yang benar adalah untuk membuat sampah punya nilai ekonomi atau mengubahnya menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan,” kata Adelia.

Dia mengaku mengolah sampah kertas Koran ini bersama pelaku UMKM di Kecamatan Wonokromo. “Saya dibantu Bu Sabar, saya mengolah sampah menjadi gelas dan tempat makan. Dengan diproses tertentu, nanti hasilnya jadi mirip olahan rotan, padahal itu olahan kertas Koran,” jelasnya.
Nah, kalau Fahmi Adriansyah berinovasi dengan mengolah minyak jelantah menjadi produk yang lebih bernilai tinggi. “Di kampung saya, minyak jelantah selama ini dibuang begitu saja oleh warga. Dibuang di tanah, atau di sungai,” terangnya.
Di tangan Fahmi, minyak jelantah itu berhasil diubah menjadi sabun mandi dan lilin. Tentu dengan proses pengolahan sedemikian rupa, ditambah dengan beberapa bahan lainnya sehingga mampu mengubah minyak jelantah itu menjadi sabun dan lilin
Fahmi dan Adelia yang juga Finalis Pangeran & Putri Lingkungan Hidup 2019, ini berharap masyarakat lebih peduli untuk mengolah sampah rumah tangga, “Dengan pengelolaan sampah rumah tangga yang benar, kita dapat membantu untuk menekan dampak negatif sampah terhadap lingkungan,” harap mereka. (har)