26 June 2025

Get In Touch

Trending Topic Wacana 'Herd Immunity'

Ilustrasi Covid-19 (Pexels)
Ilustrasi Covid-19 (Pexels)

Di tengah berbagai penelitian untuk temukan vaksin COVID-19, muncul wacana tentang herd immunity atau kekebalan kelompok sebagai salah satu solusi.

Dikutip dari Aljazeera, herd immunity mengacu pada situasi di mana cukup banyak orang dalam suatu populasi yang memiliki kekebalan terhadap infeksi sehingga dapat secara efektif menghentikan penyebaran penyakit tersebut.

Kekebalan bisa berasal dari vaksinasi atau dari orang yang menderita penyakit tersebut. Seberapa banyak orang yang dibutuhkan untuk menciptakan kondisi itu tergantung pada seberapa menularnya pathogen.

Namun, wacana herd immunity saat ini masih menuai pro dan kontra. Berikut fakta seputar herd immunity.
 

1. Ramai Diperbincangkan

Herd immunity mengemuka sejak Knutt Wittkowski, mantan biostatistik di Rockefeller University menyatakan bahwa social distancing bukanlah cara tepat dalam mengatasi pandemi COVID-19. Menurutnya herd immunity adalah satu-satunya cara untuk hentikan wabah ini.

Ia mendorong sekolah-sekolah dibuka agar cukup banyak orang terpapar virus corona dan timbul kelompok imunitas atau kebal. Dengan adanya sejumlah orang yang kebal, maka penyebaran virus dapat dihentikan. Pernyataan ini kemudian menyebar luas melalui Facebook.

Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris. Ia menyetujui pendapat bahwa herd immunity adalah solusi tepat atasi COVID-19. Ini bisa menjadi alternatif dari social distancing, karena menurutnya pembatasan aktivitas pada masyarakat dapat menimbulkan stres.
 

2. Menuai Kritik


Sebagai reaksi dari pernyataan itu muncul surat yang ditandatangani oleh lebih dari 500 ilmuwan Inggris. Surat tersebut menentang pernyataan Johnson. Para ilmuwan berpendapat penerapan herd immunity bukan pilihan tepat. Herd immunity bisa membahayakan kehidupan lebih banyak orang dan membuat departemen kesehatan setempat lebih terbebani. 

The Rockefeller University kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa pernyataan Wittkowski tidak mewakili pandangan dari Rockefeller University.
 

3. Membahayakan Lansia dan Orang Dengan Penyakit Kronis


Dan Barouch, Direktur Pusat Penelitian Virologi dan Vaksin di Harvard University mengungkapkan penerapan herd immunity dalam menekan wabah COVID-19 dapat meningkatkan risiko kesehatan orang-orang yang rentan terhadap virus tersebut, yaitu lansia dan penderita penyakit kronis.

Di samping itu, metode ini berpotensi membuat rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya kewalahan dalam menghadapi tingginya angka pasien COVID-19.
 

4. Sifat Virus Corona Belum Diketahui


Margaret Harris, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meragukan penerapan herd immunity terhadap virus corona. Belum diketahui seberapa besar tingkat kekebalan yang ada dalam tubuh seseorang yang sembuh dari COVID-19. Membuat orang terpapar virus demi tercapai herd immunity merupakan hal yang kontraproduktif.

5. Vaksin Lebih Efektif


Mengatasi wabah dengan vaksin merupakan cara lebih efektif dibandingkan herd immunity. “Vaksin adalah cara terbaik untuk mengatasi pandemi,” ujar James Whitney, kepala investigator Pusat Penelitian Virologi dan Vaksin.

Selagi para ilmuwan berjuang menemukan vaksin COVID-19, tentu hal yang dapat kita lakukan saat ini adalah mematuhi protokol kesehatan. Jadi tetap terapkan social distancing demi memutus mata rantai penularan COVID-19 (Ist-abh).

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.
  BENCHMARKS  
Loading Time: Base Classes  0.0003
Controller Execution Time ( Blog / Remap )  4.8996
Total Execution Time  4.8999
  GET DATA  
No GET data exists
  MEMORY USAGE  
4,516,528 bytes
  POST DATA  
No POST data exists
  URI STRING  
post/item/14204/Trending-Topic-Wacana-Herd-Immunity
  CLASS/METHOD  
blog/item
  DATABASE:  ps_lentera (Blog:$db)   QUERIES: 338 (4.8583 seconds)  (Show)
  HTTP HEADERS  (Show)
  SESSION DATA  (Show)
  CONFIG VARIABLES  (Show)