
Surabaya – Di tengah wabah pandemic virus corona yang mengakibatkan tingginya kebutuhan masker dan hand sanitizer hingga terjadi kelangkaan, SMAN 1 Kademangan, Kabupaten Blitar berhasil memproduksi hand sanitizer dan masker. Hal itu mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Guru Biologi SMAN 1 Kademangan Yudo Sucitro mengaku sangat bangga bisa memberikan kontribusi dalam mengantisipasi penyebaran virus corona yang sudah menjadi pandemic global. Hand Sanitizer dan masker tersebut murni buatan dari para siswa yang bekerjasama dengan guru biologi dan fisika serta menggunakan laboratorium IPA.
“Hand sanitizer ada 10 liter dibagi dalam dua boks masing masing ada yang 100 cc sebanyak 48 dan 50 cc sebnayak 103. Sebenarnya ini hasil karya anak anak kerjasama dengan guru biologi dan kimia di sekolah dan dengan memanfaatkan laboratorium IPA,” tandas Yudo.
Dia menambahkan bahwa sebenarnya proses pembuatan dua produk tersebut cukup sederhana. Produksi ini juga digunakan untuk swasembada hand sanitaizer berkaitan dengan edaran Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur agar sekolah mandiri di bidang hand sanitizer. “Karena ini juga sekolah SMA double track, maka kami dengan tim juga membuat masker produksi anak anak tata busana, dan sehari bisa produksi 100 lembar masker, insya allah ini bisa dipakai berulang kami dan tahan lama, dan ini cukup halus,” katanya.
Sementara itu Kepala SMAN 1 Kademangan, Slamet MPd mengatakan bahwa hand sanitizer dan masker itu sudah dipreduksi mulai hari Senin (16/3/2020) lalu. “Kami bagikan ke masyarakat sekitar, ke cabang dinas, ke siswa, dan guru-guru. Untuk masker sudah produksi 500 biji, tiap hari terus ada permintaan,” katanya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa di Jatim ada 157 SMA double track Jatim. “Kenapa karena sekitar 67 persen anak SMA di jatim tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, supaya mereka itu ada skill, maka selain pelajaran kurikulum SMA, mereka juga mendapatkan tambahan pelajaran soft skill dan ini macam macam termasuk SMAN 1 Kademangan Kabupaten Blitar yang hasilnya hand sanitizer dan masker,” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa seminggu yang lalu ada dari SMK Bondowoso yang juga memproduksi hand sanitizer. Bahkan produk itu sudah dijual dan mendapatkan keuntungan. “Intinya, anak anak SMA dan SMK ini emmiliki kemampuan membuat produk yang hari ini kebetulan sangat dibutuhkan, kesimpulannya ternyata mereka bisa, jika diberikan kesempatan,” tandasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi menambahkan bahwa produksi hand sanitizer dan masker ini merupakan langkah SMA doble trak untuk menyikapi kondisi masyarkat di Jawa Timur sekarang ini. “Jadi ini adalah class program untuk menghadapi keadaan kekinian,” tegasnya. (ufi)