25 June 2025

Get In Touch

Raih Doktor Bersama, Ibu dan Anak ini Jadi Wisudawan Tertua dan Termuda

Raih Doktor Bersama, Ibu dan Anak ini Jadi Wisudawan Tertua dan Termuda

Surabaya – Bagi orang tua menjadi suatu kebanggan bila bisa mengantarkan anaknya menyelesaikan pendidikan, apalagi sampai pendidikan tertinggi. Nah, dalam perhelatan wisuda Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ke-121 yang akan digelar di Graha Sepuluh Nopember ITS pada 14 – 15 Maret mendatang ada yang menarik. Ibu dan anaknya akan diwisuda bersama sebagai doctor.

Yang lebih unik lagi, sang ibu, Rika Rokhana menjadi wisudawan doktor tertua di usia 50 tahun 6 bulan. Sedangkan sang anak Rarasmaya Indraswari menjadi wisudawan doktor termuda di usia 24 tahun 7 bulan. Inilah kisah ibu dan anak dalam menyelesaikan pendidikan doktoral mereka hingga akhirnya bisa wisuda bersama.

Pada Wisuda ITS ke-121, Raras, sapaan akrab Rarasmaya Indraswari, dinyatakan lulus program doktor dari Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) mampu menjadi wisudawan termuda setelah mengikuti program Mahasiswa program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Dia menyelesaikan studi doktornya selama 4,5 tahun dengan disertasi berjudul Sistem Deteksi Osteoporosis Berdasarkan Fitur Cortical Bone Rahang Bawah pada Cone-Beam Computed Tomography (CBCT).

Sementara sang ibu, Rika Rokhana berhasil menamatkan pendidikan doktornya lewat disertasi berjudul Bone Fracture Detection using a three-dimensional ultrasonic tomography system di Teknik Elektro ITS. Mereka akan diwisuda pada wisuda hari pertama perhelatan wisuda Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ke-121.

Menurut Rika, bekerja bersama rekan-rekan kuliah yang lebih muda awalnya sedikit membuatnya minder. “Tapi karena kawan-kawan di lab sangat suportif, saya jadi merasa berjiwa muda juga,” tuturnya.

Dosen Teknik Elektronika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ini juga menjelaskan, motivasinya menyelesaikan pendidikan doktor adalah demi memberikan contoh kepada anak-anaknya. Rika menjelaskan ada nilai-nilai ketekunan, komitmen, dan memaksimalkan tujuan yang senantiasa ia tanamkan pada keluarganya. “Maka saya pun harus memberi contoh. Keluarga mendukung saya untuk memaksimalkan pendidikan saya sebagai dosen,” jelasnya.

Nilai-nilai yang Rika tanamkan kepada anak-anaknya diakui oleh Raras sangat berpengaruh pada kehidupannya. Ia mengaku sang ibu telah memberikan contoh yang luar biasa dalam menjalankan peran sebagai ibu dan perempuan yang berkontribusi di luar rumah. Kerja keras sang ibu menuntun Raras untuk serius dengan pilihannya dalam pendidikan. “Saya punya contoh yang sedemikian hebatnya, rasanya tidak pantas jika saya hanya bermalas-malasan,” tuturnya.

Terbukti, Raras berhasil lulus dari SMPN 1 Surabaya selama dua tahun, lulus dari SMAN 5 Surabaya selama dua tahun, dan menamatkan program sarjana Teknik Informatika ITS selama tujuh semester. Hingga akhirnya, mengambil program PMDSU untuk meraih gelar doktor di jurusan yang sama. Kecintaannya pada matematika lah yang membuatnya memilih Teknik Informatika untuk digeluti. “Orang tua tidak pernah memaksa saya harus begini atau begitu,” akunya.

Yang menarik, keduanya memiliki topik penelitian yang berkesinambungan, yakni terkait dengan dunia medis. Menurut Rika, penelitian Raras terkait deteksi osteoporosis lewat citra tulang rahang bawah dapat dikaitkan dengan penelitiannya terkait deteksi patah tulang dengan ultrasound. “Karena ternyata osteoporosis dapat meningkatkan risiko patah tulang,” ungkap Rika.

Keduanya mengaku kesinambungan topik penelitian tersebut bukan sesuatu yang disengaja. Raras sendiri menjelaskan bahwa topik disertasinya adalah lanjutan dari penelitian tugas akhir (TA) program sarjananya. Keduanya juga tidak menyangka jika dapat melakukan wisuda bersamaan. “Kami baru tahu saat sidang terbuka kemarin kalau wisudanya akan bersamaan,” ujar gadis berhijab ini.

Sebagai ibu dan anak yang sama-sama menempuh pendidikan doktor, Rika dan Raras membagikan beberapa kisah unik yang mereka alami. Mereka menceritakan bagaimana keduanya kerap saling mengingatkan untuk membaca jurnal atau berbagi metode-metode yang menunjang penelitian. Mereka pun saling memberikan semangat untuk bisa menyelesaikan pendidikan doktornya.

Mereka pun mengaku bahwa seluruh anggota keluarga turut mendukung. Rika menjelaskan, anggota keluarga kerap saling berbagi terkait ilmu yang baru mereka pelajari. “Saat mendekati sidang tertutup bahkan, anggota keluarga yang laki-laki tidak segan menggantikan sementara pekerjaan kami,” kenangnya.

Sebagai dosen, Rika berpesan kepada para mahasiswa untuk tidak menyerah dan tetap fokus pada komitmen yang telah dipilih sejak awal. Sedangkan Raras berpesan kepada rekan mahasiswa program sarjana agar segera menentukan tujuannya. “Pasti ada jalan kalau mau berusaha,” tandasnya mengingatkan. (ufi/fat)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.
  BENCHMARKS  
Loading Time: Base Classes  0.0003
Controller Execution Time ( Blog / Remap )  6.0778
Total Execution Time  6.0781
  GET DATA  
No GET data exists
  MEMORY USAGE  
4,531,848 bytes
  POST DATA  
No POST data exists
  URI STRING  
post/item/8088/Raih-Doktor-Bersama-Ibu-dan-Anak-ini-Jadi-Wisudawan-Tertua-dan-Termuda
  CLASS/METHOD  
blog/item
  DATABASE:  ps_lentera (Blog:$db)   QUERIES: 336 (6.0351 seconds)  (Show)
  HTTP HEADERS  (Show)
  SESSION DATA  (Show)
  CONFIG VARIABLES  (Show)