
Surabaya – Kenaikan harga gula membuat masyarakat menjerit. Menanggapi hal itu, Anggota Komisi B DPRD Jatim meminta pada pemerintah untuk segera mengatasinya dengan menggelar operasi pasar. Sedangkan untuk menjaga stok maka bila perlu dilakukan impor hingga 200 ribu ton.
Untuk diketahui, Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga rata-rata gula pasir Nasional hingga Rabu (11/3/2020) ini mencapai Rp 17.400 per kilogram. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan harga acuan tingkat konsumen sebesar Rp 12.500 per kilogram.
Anggota Komisi B DPRD Jatim Go Tjong Ping menandaskan bahwa kenaikan harga kebutuhan pokok termasuk gula harus mendapat perhatian serius dari pemerintah. Dia menandaskan, langkah yang paling tepat adalah dengan melakukan operasi pasar secara besar besaran. “Kepada pemerintah. Langkah pertama banjiri operasi pasar secara besar-besaran,” tandasnya, Rabu (11/3/2020).
Selain melakukan operasi pasar, Tjong Ping juga meminta pada pemerintah untuk mengimpor 200 ribu ton gula. Impor tersebut untuk menjaga ketersediaan stok gula di dalam negeri. “Ke dua, segera import gula 200.000 ton dengan cara ini baru bisa menyetabilkan harga,” tandasnya.
Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan bahwa impor gula tidak akan mempengaruhi produksi gula. Sebab musim giling tebu baru akan dilakukan pada bulan Juni nanti. Bahkan jika tidak melakukan impor dalam waktu dekat ini, maka harga gula bisa semakin meningkat lagi akibat stok menipis. “Kan baru giling bulan enam, kalau tidak import harga bisa lebih tinggi lagi,” katanya.
Sementara itu, berdasrkan izin impor yang diterbitkan Kementerian Perdagangan pada tahun ini, setidaknya hingga akhir Maret impor gula mencapai 260.000 ton. Sedangkan, saat ini stok gula pasir di tingkat distributor masih ada 160 ribu ton.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Surat Persetujuan Impor (PI) untuk komoditas gula kristal mentah (GKM) sebanyak 438.802 ton sebagai bahan baku gula kristal putih (GKP) yang dikonsumsi masyarakat. Sedangkan, Perum Bulog mendapat penugasan impor gula mentah “raw sugar” sebesar 29.750 ton. Impor akan dilakukan dari negara yang berdekatan, diantaranya Thailand, Australia dan India. Hal ini untuk mempercepat pengiriman. (ufi/ins)