
Surabaya-Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Benowo sudah mencapai tahap akhir. Hal tersebut disampaikan oleh Walikota Surabaya, Tri Rismahatini yang mengatakan pada akhir November mendatang siap diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Melihat waktu yang makin mepet, Risma terus mendorong jajarannya agar cepat menyelesaikan. Pun Pemkot Surabaya sudah melakukan komunikasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). “PLN sudah sanggup, nanti tinggal nekan kontraktornya. Karena kan jenis sambungan kayak meteran itu harus dengan PLN yang memiliki standarnya,” kata Risma saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (7/8).
PLTSa di Surabaya ini akan menjadi pertama kali dan satu-satunya di Indonesia. PLTSa tersebut memiliki daya 11 MW, berdasarkan biomassa dari volume sampah sebesar 1.500 ton/hari dengan nilai investasi sekitar US$ 49,86 juta.
Ditambahkan Risma,semua peralatan-peralatan seperti pembangkit listrik nantinya akan digunakan untuk PLN. Sehingga, standarnya harus sesuai dengan standar PLN. Agar tidak terjadi masalah dikemudian hari. “Makanya ini akan disebutkan standarnya, cuman kemarin si-investornya (PT SO) itu nggak sanggup kalau 3 bulan. Tapi kita paksa untuk dia bisa selesai 3 bulan,” jelas dia.
Diakui Risma, peralatan PLTSa rata-rata impor sehingga menjadi salah satu tantangan tersendiri. Untuk itu, pihaknya akan bekerjasama dengan PLN agar pengadaan peralatan bisa tersedia dan siap digunakan pada awal Desember nanti."Karena peralatannya kan import makanya nanti kita pilih, PLN juga supaya cari barang yang mudah didapat agar tidak harus menunggu dibuat," tutur Risma.
Risma juga menyampaikan, jika pembangunan PLTSa ini sudah tahap 90 persen selesai. “Kemarin itu hanya terganggu terkait penerimaan hasil listriknya oleh PLN. Jangan diliat sampahnya, tapi ini menjadi pembangkit baru. Sumber listrik baru,” ujar walikota perempuan pertama di Surabaya ini.
Dia juga mengungkapkan rasa syukur karena Surabaya aman dari blackout yang terjadi di Jabodetabek pada Minggu (4/8). Oleh sebab itu, Risma ingin standar PLTSa harus sesuai dengan standar PLN. “Lah orangnya belum bisa berani pengadaan kalau tidak ada arahan dari PLN,” sampainya.
Perlu diketahui, Risma juga sempat menyampaikan, jika pembangunan PLTSa telah mendapat dukungan dari Jokowi (sapaan masyarakat Indonesia terhadap Presiden RI). “Kemarin Pak Presiden bahkan sudah memerintahkan PLN untuk segera menindaklanjuti,” pungkasnya. (Est)