Surabaya – Memasuki tahun 2020, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) memproyeksikan pertumbuhan kredit segmen modal kerja atau KMK sebesar 9,5% dari target tahun 2019. Kemudian pada sector investasi juga akan diprediksi akan meningkat pada tahun 2020 nanti.
Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) Ferdian Timur Satyagraha menandaskan proyeksi KMK di 2020 ini optimistis akan tumbuh dengan tren positif sebesar 9,5% dari target tahun 2019. Dia juga menandaskan, target peningkatan itu juga sejalan dengan arah kebijakan pemerintah yang fokus pada peningkatan infrastruktur.
Karenan itu, pertumuhan kredit pada sekmen modal kerja tidak akan langsung terdongkrak. Hal ini akibat dari penyaluran investasi akan tetap tersalurkan dalam bentuk investasi yang kebanyakan pada sector infrastruktur.
Ferdian mengatakan bahwa KMK Bank Jatim hingga November 2019 masih tumbuh positif. Dia menyampaikan, berdasarkan dana Perseroan menunjukkan bahwa KMK yang disalurkan mencapai Rp 8,48 triliun atau meningkat 17,19% secara tahunan (year-on-year/yoy). Adapun, perseroan memproyeksikan KMK dapat mencapai Rp 8,58 triliun dengan pertumbuhan mencapai 18% hingga akhir tahun 2019.
Ferdian menambahkan, untuk mendorong pertumbuhan tersebut, perseroan akan mengoptimalkan fasilitas tarik dari rekening koran debitur yang mungkin masih dibutuhkan dalam meningkatkan stok menjelang akhir tahun, terutama untuk kebutuhan hari natal dan akhir tahun yang cenderung meningkat.
Berdasarkan data Bank Indonesia, seperti yang dilansir bisnis.com, KMK mengalami perlambatan pertumbuhan hingga Oktober 2019. Per Oktober 2019, KMK hanya 4,1% yoy. Padahal pada awal tahun 2019, KMK masih tercatat tumbuh double digit, yakni 12,9%. Bank Indonesia mencatat, perlambatan tersebut utamanya dipengaruhi oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), serta sektor industri pengolahan.
Adapun, KMK sektor PHR melambat dari 4,9% yoy pada September 2019 menjadi 3,9% yoy pada Oktober 2019. Sementara KMK ke sektor industri pengolahan mengalami perlambatan dari 7,2% yoy per September 2019 menjadi 3,8% yoy per Oktober 2019. (ufi/adv)
.jpg)
