[Warning core/JW_Controller.php: 128] Undefined array key "HTTP_ACCEPT_LANGUAGE"

Gejala dan Penanganan 'IBS' yang Wajib Dicermati - Lentera.co
26 June 2025

Get In Touch

Gejala dan Penanganan 'IBS' yang Wajib Dicermati

Ilustrasi penderita IBS (ShutterStock)
Ilustrasi penderita IBS (ShutterStock)

Pernah dengar IBS? Singakatan dari Irritable Bowel Syndrome atau sindrom iritasi usus besar menyebabkan kerja usus besar terganggu. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan sistem kerja usus.

Meski begitu, IBS tidak menunjukkan adanya kerusakan jaringan pada usus. Stres dan cemas diketahui sebagai salah satu pemicu munculnya gejala IBS.

Mengapa demikian?

Stres dan cemas memperparah IBS

Stres dan rasa cemas merupakan bagian dari respons tubuh. Keduanya, muncul ketika Anda merasa tidak aman atau sedang dalam bahaya.

IBS  menandakan adanya kerusakan pada sistem kerja usus sehingga menimbulkan berbagai masalah pencernaan. Ternyata, stres dan cemas bisa jadi pemicu munculnya gejala IBS, bahkan memperparah kondisinya.

Sebuah studi diterbitkan pada World Journal of Gastroenterology menjelaskan keterkaitan antara IBS dengan stres dan cemas.

Otak dan saraf bersamaan mengendalikan tubuh dan ini disebut dengan system saraf pusat. Sistem ini terbagi menjadi dua, salah satunya sistem saraf simpatik. Sistem ini aktif ketika Anda merasakan stres atau cemas dan merangsang pelepasan hormon yang dapat meningkatkan denyut jantung dan memompa lebih banyak darah ke otot-otot tubuh.

Aktifnya sistem simpatik ini juga bisa memperlambat atau bahkan menghentikan proses pencernaan. Hasilnya, pasien IBS yang sedang cemas dan stres akan mengalami gangguan keseimbangan antara otak dengan usus.

Stres dan cemas pada orang dengan IBS juga melepaskan banyak hormon corticotropin-releasing factor (CRF). Hormon ini dapat mengaktifkan respons kekebalan tubuh. Jika kadarnya berlebihan, respons sistem imun terhadap makanan jadi berlebihan sehingga sering kali menimbulkan reaksi alergi.

Pada orang tanpa IBS, stres kronis bisa menyebabkan jumlah bakteri di usus jadi tidak seimbang. Kondisi ini disebut juga dengan dysbiosis dan dapat meningkatkan risiko IBS di kemudian hari.

Kiat mengatasi stres pada orang dengan IBS

IBS memang tidak disembuhkan, tapi Anda bisa mencegah kemunculan gejala sekaligus keparahan kondisinya. Caranya, mengikuti pengobatan IBS yang direkomendasikan dokter, seperti minum obat antidiare leporamide, suplemen serat, pereda nyeri pregabalin, dan obat lainnya.

Dokter meminta Anda untuk menghindari makanan yang mengandung kafein, alkohol, gluten, dan bergula. Anda juga harus bisa mengontrol rasa stres dan cemas agar IBS tidak kambuh. Berikut ini ada beberapa langkah yang bisa Anda pilih untuk mengurangi stress dan cemas, di antaranya:

  • Belajar teknik relaksasi pernapasan dan relaksasi, seperti meditasi, yoga, dan olahraga.
  • Melakukan kegiatan yang disukai atau bisa mengalihkan konsentrasi dari rasa stres, seperti membaca, melukis, bermain alat musik, atau menonton film.
  • Mengikuti konseling pada psikolog jika Anda kesulitan untuk mengatasinya. Artikel ini sudah tayang di E-Paper Lentera Today edisi hari ini (Selasa, 9/6/2020) -Ist/abh.
Share:
Lentera.co.
Lentera.co.
  BENCHMARKS  
Loading Time: Base Classes  0.0002
Controller Execution Time ( Blog / Remap )  5.0473
Total Execution Time  5.0475
  GET DATA  
No GET data exists
  MEMORY USAGE  
4,441,104 bytes
  POST DATA  
No POST data exists
  URI STRING  
post/item/15501/Gejala-dan-Penanganan-IBS-yang-Wajib-Dicermati
  CLASS/METHOD  
blog/item
  DATABASE:  ps_lentera (Blog:$db)   QUERIES: 338 (5.0024 seconds)  (Show)
  HTTP HEADERS  (Show)
  SESSION DATA  (Show)
  CONFIG VARIABLES  (Show)