
Surabaya – Pemprov Jatim menyiapkan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) sebagai tempat melakukan observasi bagi orang dalam pemantauan (ODP) virus corona. Dengan adanya dua BPSDM baik yang di Surabaya maupun di Malang maka ada 600 bed (tempat tidur) yang mampu digunakan untuk observasi.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melakukan peninjauan langsung ke BPSDM Surabaya untuk melihat kesiapan dari tempat tersebut jika nantinya digunakan sebagai lokasi observasi ODP. “Ini yang sudah kita masukkan di dalam daftar ruang yang akan kita gunakan untuk observasi. Bed yang sudah stanby itu 350. Tapi disni ada dua hall, ini bisa tambah 100 bed lagi,” tandansya.

Khofifah menambahkan, peninjauan yang dilakuan karena ingin memastikan bahwa di ruang isolasi siap digunakan. Sekali lagi dia menandaskan bahwa ruang isolasi ini untuk ODP. Sedangkan bagi Pasien dalam Pengawasan (PDP) dan pasien yang sudah terkonfirmasi positif, maka akan tetap dilakukan perawatan di rumah sakit.
“Kalau kita membutuhkan ruang observasi, ini salah satu yang sudah kita siapkan untuk ruang observasi. Bed yang siap 350 dan kalau ditambah dengan hall di atas bisa tambah 100 lagi. Berarti dari BPSDM Surabaya ini ada 450 dan BPSDM yang ada di Malang 150, berarti BPSDM saja sudah bisa menyiapkan 600 bed,” tandasnya.
Khofifah menegaskan, yang penting adalah supan gizinya cukup kemudian dipastikan mereka olah raga. “Kenapa tadi saya ajak ke lapangan tenis, lapangan voli, dan juga tempat ngejim, supaya termonitor dan terkontrol. Siapapun yang diobservasi, maka salah satu paketnya adalah olahraga. Kemudian pasti ada tim motivator. Jadi antara asupan gizi, olah raga dan motivator itu menjadi satu kesatuan paket untuk observasi,” tandasnya.
Sementara untuk kesipakan dim medis, Khofifah menandaskan tentu semua akan mendapatkan pemantauan dan perawatan tenaga medic dan para medic ini salah satu yang sudah kita siapkan.

Menanggapi kebutuhan medis, Ketua Gugus Kuratif Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi yang juga Direktur RSUD dr Soetomo Surabaya menandaskan bahwa system dari observasi ini adalah berjenjang.
“Obser vasi itu hanya observasi saja, kalau timbul hal-hal gejala klinis ya rumah sakit. Disini hanya observasi saja dan tenaga medisnya bisa kita dengan secara berkala menonitor saja. Karena sebagian besar itu ODP, ODP itu orangnya sehat sehat saja,” tandasnya. (ufi)