
Surabaya – Sebagai partai baru, Gelobang Rakyat (Gelora) Indonesia terus melakukan upaya pengkaderan. Bahkan tak hanya pengkadera, Partai besutan Fahri Hamzah ini juga melakukan pendidikan pada para kadernya yang disebut Akademi Manusia Indonesia (AMI). Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jatim menjadi pilot projek pada pengkaderan ini.
Setidaknya ada sekitar 278 kader dari berbagai 38 kabupaten dan kota di Jatim yang mengikuti AMI di Hotel Neo+ Waru, Sidoarjo pada Sabtu (14/3/2020). Melakukan akademi tersebut, para kader ini digembleng untuk bisa menjadi manusia Indonesia yang siap dalam berpartai dan juga berwawasan luas.
Ketua DPW Partai Gelora Jatim, M Siroj yang didampingi Sekretaris Gelora Jatim, Misbakhul Munir menandaskan setiap kader diwajibkan mengikuti tiga tahap AMI. Tahap pertama adalah Organization Development (pengembangan organisasi). Pada tahap ini, kader akan dibekali dengan pengatahuan berorganisasi, sehingga menjadi kader berorganisasi profesional. Mereka disiapkan untuk mengelola partai, menjadi pengurus dan pemimpin partai.
Kemudian yang kedua adalah Sosial Development. Para kader akan dilatih untuk merekayasa sosial atau social engineering. "Partai Gelora harus bisa melahirkan kader yang berperan terhadap masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan sosial," tandas Siroj.

Selanjutnya adalah tahap ketiga yaitu state Development. Pada tahap ini, para kader akan mendapatkan bekal kemampuan mengelola negara. Karena tujuan dari patai jelas kekuasaan sehingga dengan ketiga bekal tersebut diharapkan para kader tidak akan kaget jika berkecimpung dalam perpolitikan. Baik itu ketika menjadi wakil rakyat tau lainnya.
Siroj menandaskan, satu lagi bentuk pengakadera yang dikhususnya bagi para pimpinan partai yaitu Akademi Kepemimpinan Nasional (AKN). “AKN adalah khusus untuk para pengurus partai, dan semua wajib mengikuti AKN. Nanti AKN juga akan dilakukan berjenjang seperti pada AMI,” tandas Siroj.
Sementara, untuk system pencarian kader, Partai Gelora yang saat ini tengah berupaya keras untuk mendapatkan legalitas dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, menggunakan system yang lebih flesibel. Partai Gerlora menggunakan pendekatam komunitas atau kelompok sesuai dengan minat dan kemampuan para kader.
Diharapkan, kader yang menjadi pemimpin komunitas terbut sedikit demi sedikit mampu menularkan dan menggiring anggota ke partai Gelora. “Saya rasa cara ini sangat efektif, dari hasil survei yang ada, hasil dari penggiringan lewat komunitas ini ada sekitar 80 persen,” tandasnya. (ufi)