
Surabaya – Untuk menjaga bangsa dan negara tetap utuh, maka bangsa harus berusaha merekayasa wawasan kebangsaannya. Dengan rekayasa kebangsaan ini akan mampu menumbuhkan konsepsi kebangsaan pada masyarakat hingga mampu mengaktualisasikan dalam semangat kebangsaan.
Hal itu disampaikan Laksda TNI (Pur) Ir Leonardi, Staf Kepresidenan RI saat menjadi keynotes speaker dalam acara Sinergitas Nasional yang diselenggarakan di DPRD Provinsi Jatim, Jumat (7/2/2020) malam. Dalam kesempatan itu, Leonardi mengutip perkataan Jenderal TNI Edi Sudrajat yang menandaskan bahwa dengan tumbuhnya konsepsi kebangsaan, maka bangsa mampu dikembangkan secara berstruktur, berturut-turut pada tingkat kesadarannya, kemudian menjadikan suatu paham dan mengaktualisasikannya dalam semangat kebangsaan.
“Suatu bangsa apalagi bangsa Indonesia harus terus berupaya merekayasa. Bagaimana caranya konsepsi kebangsaannya harus terus ditumbuhkembangkan. Jadi Bangsa Indonesia harus sadar dan paham (konsensus), kemudian kita harus punya semangat kebangsaan, harus punya semangat untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia ini, harus punya semangat bahwa kita yakin kita bisa mencapai kesejahteraan yang adil dan makmur,” tandasnya.
Selain masalah wawasan kebangsaan yang harus tetap ditumbuhkan, Leonardi juga melihat bahwa saat ini yang menjadi tantang besar bangsa kedepan adalah kondisi geopolitik yang sudah berubah. Awalnya, geopolitik lebih pada memperebutkan ruang hidup, namun saat ini berkembang menjadi politik of emotion. Dimana tidak hanya perebutan ruang hidup, namun sudah masuk pada perebutan kekuasaan.
Perubahan geopolitik juga sudah mengarah pada negara di mana negara yang merasa kuat ingin menguasai ruang hidup negara lain. Sehingga negara yang sedang ditekan menjadi semakin berat. “Nah ini sekarang geopolitik berkembang ke arah sana,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jatim, Sahat Tua Simanjuntak mengatakan bahwa wawasan kebangsaan merupakan konsep politik sebagai satu kesatuan wilayah yang menyatukan bangsa secara utuh dan menyeluruh yang mempunyai aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya. Wawasan kebangsaan Indonesia juga menjadi sumber perumusan kebijakan pemerintah dalam pembangunan untuk pengembangan ekonomi daerah yang dapat mencegah terjadinya konflik antara pemerintah.
Wawasan kebangsaan juga mencegah perpecahan negara kesatuan dan mencegah timbulnya konflik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kemudian, menempatkan persatuan dan kesatuan dan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi. “Wawasan kebangsaan juga mempertahankan asas Bhinneka Tunggal Ika. Wawasan kebangsaan juga tidak memberi tempat terhadap patriotisme yang tidak setia,” katanya yang dilanjutkan dengan pembukaan acara.
Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak mengungkapkan bahwa aktualisasi nilai-nilai kebangsaan adalah hal yang agak sulit untuk diterjemahkan secara ansih atau literal. Menurutnya, hal ini karena masalah yang dihadapi hari ini, sangat pragmatis dan praktis. Menurutnya, dalam membangun bangsa yang paling penting adalah membangun jiwa bangsa itu sendiri.
“Bahwa membangun suatu negara, membangun ekonomi, membangun teknik, membangun pertanahan adalah pertama-tama dan utamanya membangun jiwa bangsa. Bukankah demikian, tentu saja keahlian adalah perlu, tetapi keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa yang besar tidak akan dapat mencapai tujuannya. Inilah perlunya, sekali lagi mutlak perlunya nation and character building, itulah kata-kata presiden Soekarno,” katanya. (ufi)