
Surabaya- Maraknya gangster yang berkeliaran di Kota Pahlawan sangat meresahkan warga dan membuat Pemerintah Kota (Pemkot) geram. Untuk menindaklanjuti, Surabaya sudah melakukan pemasangan kamera face recognition dan rutin menggelar patroli bersama kepolisian.
“Kami sudah pasang kamera face recognition. Jadi, nanti kalau sudah ditangkap tidak ada lagi yang ngeles bahwa saya tidak ikut di situ (gangster), karena ini juga sudah tersambung dengan data kependudukan,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kamis (6/2).
Ia menjelaskan cara kerja kamera tersebut adalah jika ada wajah yang teridentifikasi sebagai gangster nanti datanya bisa langsung dicek. Sebab Pemkot menyakini sudah memiliki seluruh data anak yang ada di Surabaya. Mulai dari wajahnya hingga sidik jari.
“Pemkot sudah melakukan pendataan sejak 2019 silam, sehingga kalau ketangkap kamera maka akan sangat mudah untuk diketahui identitasnya,” ujarnya.
Selain itu, Wali Kota Risma memastikan bahwa Pemkot Surabaya dengan pihak kepolisian akan rutin menggelar patroli gabungan. Bahkan, nanti apabila kamera pemkot menangkap sesuatu atau wajah pelaku gangster itu, data akan langsung diserahkan kepada pihak kepolisian. “Sudah kita attack, kalau kita menemukan apa, kita langsung laporan ke Polres,” tegasnya.
Sementara soal keinginan Bonek (sebutan suporter Persebaya,Red) yang ingin ikut serta menghalau para gangster, Wali Kota Risma melarangnya. Bahkan, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu meminta para Bonek untuk percaya kepada pihak kepolisian. Apalagi pihak kepolisian itu sudah dilengkapi senjata lengkap ketika bertugas menghalau para gangster itu.“Jangan lah, nanti kalau ada apa-apa yang rugi nanti keluarganya. Percayalah kepada petugas kepolisian, kita juga akan rutin melakukan patrol,” ujarnya.
Wali Kota Risma memastikan, saat ini tidak bisa melakukan intervensi untuk membantu para gangster yang ketangkap pihak kepolisian. Sebab, ia mengaku sudah berkali-kali mempertemukan kedua gang ini, tapi tidak dihiraukan dan terjadi lagi saat ini.“Kalau sudah seperti ini, saya sudah serahkan ke kepolisian. Kalau kemarinnya saya masih bisa intervensi, tapi sekarang saya tidak akan intervensi lagi, karena kalian tidak nurut,” katanya.
Risma berpesan jika anak-anak tersebut tertangkap tidak perlu melakukan tuduhan terhadap apapun dan siapapun. Sebab pihaknya juga sudah melakukan berbagai upaya. Akan tetapi pengaruh dari luar juga sangat besar.
“Tolong nanti anak-anak tidak menyalahkan siapa pun, itu resikonya macam-macam. Ada tahanan anak, ada yang dikeluarkan sekolah. Kita juga sering keliling ke sekolah-sekolah untuk melakukan intervensi, tapi ini kan pengaruhnya dari luar, jadi ya begini,” pungkasnya.(ard)