
Surabaya-Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berencana menambah peralatan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam waktu dekat. Hal tersebut disampaikan setelah pihaknya mengirim tujuh ABK belajar ke Liverpool pada Juni 2019 lalu.
“Saya berharap mereka bisa mandiri, guru-guru bisa melatih anak-anak lain, kami akan carikan peralatan itu sehingga anak-anak lain bisa seperti mereka,” kata Risma di depan ruang kerjanya, Rabu (7/8).
Adapun beberapa peralatan yang dimaksud meliputi mobility (tongkat roda), sidebox, komputer dan lainnya.Risma mengungkapkan belum bisa menjelaskan lebih detail peralatan yang dibutuhkan, karena pihaknya belum menerima laporan dari pihak guru.
“Kalau peralatan, Surabaya belum sesempurna sekolah ST. Vincent’s School Liverpool, Inggris. Kami akan coba melengkapinya untuk mereka (anak ABK),” ujarnya.
Risma memilih sekolah ST. Vincent’s School Liverpool karena sistem pembelajarannya sangat bagus. Hal tersebut terbukti dengan tujuh anak yang dikirim sudah mulai percaya diri dan mandiri.Pemkot akan fokus pada peralatannya, kata Risma, hal ini karena fasilitas umum untuk ABK sudah ada di Surabaya. Misalnya seperti jalur khusus di pedistrian, jembatan penyebrangan orang (JPO).
Risma juga akan membahas lebih lanjut terkait pembelajaran ABK dengan mengirim ke Liverpool. “Nanti akan kami lihat, kan itu mahal, biaya besar,” katanya.Perlu diketahui Risma memberangkatkan sejumlah ABK dan guru pendamping menggunakan anggaran pemkot.
Disamping itu, salah satu guru pendamping Rina Pancawati mengungkapkan banyak pembelajaran baru yang diterima ABK dan sejumlah guru pendamping.“Disana dijadwal, ada belajar musik, komputer membuat keramik, kaca, sama belajar mesin ketik, sidebox, belajar mobility dan lainnya,” tambah dia.
Pembelajaran tersebut melatih anak agar bisa mandiri dan tidak merepotkan orang lain saat berkativitas. Rina menyampaikan pihaknya mendapatkan banyak hal baru dalam membangun karakter ABK. Hal tersebut meliputi pembentukan karakter anak untuk mandiri, fisik, dan juga rasa percaya diri.“Karena selama ini anak-anak cenderung tidak percaya diri," ucapnya.
Menurutnya, masih ada beberapa fasilitas dan alat yang harus dilengkapi di Kota Surabaya. Hal tersebut untuk menunjang sikap mandiri ABK.
Rina juga menyampaikan terdapat alat yang disebut Sidebox untuk melatih kemandirian dan kepercayaan diri anak. Alat ini akan sangat membantu dalam pembelajaran, karena anak-anak bisa berlajar sambil bermain.
“Sidebox sebuah kotak yang didalamnya ada media peralatan game, ada bola khusus, parasut, bunyi-bunyian, stop watch, penutup mata dan lainnya,” pungkasnya.
Sebanyak delapan pendamping dan tujuh siswa yang akan berangkat itu terpilih berdasarkan prestasi musik dan olahraga dari beberapa sekolah di Surabaya. Diantaranya, siswa asal SMP Negeri 7 Surabaya Rahul N, SD Negeri Sidotopo Wetan Melinda Putri, Rizky Nova SD Negeri Pacarkeling, Early P SD Negeri Tambaksari, Firmansyah SD Negeri Klampis, Reva G dan Muhammad Hilbram dari SLB A YPAB. (Est)