PALANGKA RAYA (Lenteratoday) – Kecenderungan terjadinya pernikahan usia dini di Kalimantan Tengah, termasuk Kota Palangka Raya terbilang cukup tinggi. Banyak faktor yang menjadi pemicu pernikahan dini, antara lain faktor budaya, ekonomi, pendidikan dan pergaulan bebas.
Terkait masalah ini anggota Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Mukarramah mengatakan hal ini perlu mendapatkan perhatian karena berpengaruh pada masa depan anak, kondisi psikologis serta kesehatan reproduksi. Di masa pandemi sekarang kasus pernikahan dini diperkirakan meningkat dipicu oleh masalah ekonomi.
"Kondisi ekonomi yang sulit menjadi salah satu penyebab terjadinya pernikahan usia dini, karena orangtua yang tidak mampu lagi membiayai anak sehingga menikahkan anaknya di usia muda sebagai solusi,” papar Mukarramah, Rabu (30/6/2021).
Di satu sisi Mukarramah mengakui jika permasalahan ini masih belum dapat diatasi sampai saat ini. Hal ini dikarenakan masih minimnya informasi yang diketahui masyarakat terhadap kesehatan seksual maupun organ reproduksi yang semestinya merupakan ilmu pengetahuan.
"Selain faktor ekonomi atau kemiskinan, pernikahan dini bisa juga disebabkan oleh faktor geografis, kurangnya pendidikan, ketidaksetaraan gender, konflik sosial dan bencana," jelas Mukarramah.
Mukarramah menambahkan, berdasarkan data BPS tahun 2020, persentase pernikahan dini yaitu usia 16 tahun di angka 18,42%, usia 17-18 tahun 22,55%, usia 19-20 tahun 23,34% dan usia 21 tahun mencapai 35,69%. Diperkirakan angka ini mengalami lonjakan selama masa pandemi Covid-19.
"Orang tua memiliki peran penting untuk mencegah terjadinya pernikahan dini agar tidak terus meningkat, selain itu kaum muda harus memiliki kegiatan yang positif dan produktif agar tidak memilih menikah muda karena terpaksa atau keadaan," pungkas Mukarramah.(nov)
.jpg)
