
Blitar - Banjir bandang di lereng Gunung Kawi, yang menerjang Desa Krisik Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar pada Kamis (30/1) sore menyisakan kepedihan bagi penduduk yang terdampak. Berdasarkan data BPBD setempat, ada kerugian material hingga Rp 200 juta.
Disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Achmad Cholik jika sesuai data yang dihimpun di lokasi bencana di Desa Krisik, 1 jembatan di Dusun Sukorejo rusak penangkis air dan siringnya, 1 jembatan sederhana penghubung antar Dusun Sumbermas dan Dusun Barurejo hanyut dan 1 jembatan darurat terbawa arus.
"Setelah dilakukan up date data 3 jembatan yang rusak, 2 jembatan permanen, plengsengan samping jembatan dan tanggul penahan yg rusak kena banjir," kata Cholik, Jumat(31/1) sore.
Selain kerusakan infrastruktur jembatan, kurang lebih 8 hektar lahan pertanian juga rusak tersapu arus banjir. Hingga tertimbun lumpur, serta material kayu pohon dari atas gunung. "Akibatnya petani gagal panen, serta menderita kerugian," ungkapnya.
Juga ada peternak babi yang kehilangan 14 ekor ternaknya, hanyut terseret derasnya banjir bandang. Total kerugian material sementara, dari hasil pendataan yang masuk sekitar Rp 200 juta. "Serta 1 rumah yang terdampak, milik Ngatelin RT3/RW1Dusun Barurejo. Lantai rumahnya tergenang lumpur setinggi sekitar 50cm, karena posisi rumahnya dekat dengan aliran sungai yang airnya meluap saat banjir kemarin," tutur Cholik.
Sejumlah langkah rehabilitasi pasca bencana telah disiapkan Pemkab Blitar, dijelaskan Cholik salah satunya perbaikan jembatan yang rusak. "Jembatan ini akan diperbaiki Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Surabaya, termasuk berkoordinasi dengan Dinas PUPR," jelasnya.
Disinggung mengenai adanya 85 KK yang terisolasi, Cholik menyatakan info tersebut dilaporkan pada saat terjadinya banjir kemarin. "Karena memang jembatan tidak bisa dilewati, tapi setelah dibersihkan hari ini. Sudah bisa digunakan kembali oleh warga," paparnya.
Sementara kegiatan yang dilaksanakan sehari pasca bencana adalah kerja bhakti yg melibatkan BPBD, Polri, TNI, Tagana, Dinsos, Dinkes, relawan dan warga. Pembersihan lokasi dilaksanakan secara manual dibantu dengan kendaraan taktis BPBD, karena lokasi yang sulit menggunakan alat berat pungkasnya.(ais)