27 June 2025

Get In Touch

Kompleks Makam Ki Ageng Pengging Dijadikan Cagar Budaya

Kompleks Makam Ki Ageng Pengging  Dijadikan Cagar Budaya

Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memberikan perhatian serius pada situs atau bangunan peninggalan sejarah. Terbaru, Pemkot Surabaya melakukan renovasi pada kompleks makam Ki Ageng Pengging yang berada di Jalan ngaggel no 87 Surabaya.  Setidaknya ada 28 makam yang ada di dalam kompleks pemakaman yang memiliki luas sekitar 20x20 meter tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, untuk langkah awal, kompleks pemakaman tersebut bakal ditetapkan dahulu sebagai cagar budaya. Pihaknya mengaku sudah bertemu dan berkoordinasi dengan ahli waris atau pemilik persil. "Baru mau kita proses ke cagar budaya. Kami baru ketemu ahli warisnya, dan mereka setuju akan hal itu," kata Antiek, Senin (27/1/2020).

Namun demikian, kata Antiek, sebelum kompleks pemakaman itu ditetapkan sebagai cagar budaya, Pemkot Surabaya membutuhkan berkas-berkas sebagai pendukung. Makanya, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan ahli waris dan pakar sejarah. “Kalau dihibahkan, kan kita butuh berkas-berkas pendukung untuk kemudian kita jadikan cagar budaya. Kita komunikasikan terus dengan pihak ahli waris,” ujarnya.

Camat Wonokromo, Tomi Ardianto menyampaikan, awalnya Walikota Surabaya Tri Rismaharini beberapa kali melewati Jalan Ngagel dan melihat adanya kompleks pemakaman. Kemudian, pihaknya mendapat instruksi untuk melakukan survey dan mencari informasi ke lokasi tersebut. “Setelah kita survey bersama Ibu Lurah Ngagel dan bertemu dengan juru kunci makam, ternyata ada Makam Ki Ageng Pengging di situ,” kata Tomi.

Di samping itu, kata Tomi, di kompleks pemakaman tersebut juga terdapat 27 makam lain. Jika ditotal, ada 28 makam, 16 sudah tercatat dan 12 belum. Makam tersebut, diduga masih ada keturunan atau hubungan dengan Prabu Brawijaya V dan para pengawal Kerajaan Majapahit. “Kondisinya waktu kita survey, pohonnya masih rimbun dan banyak dedaunan. Akhirnya kemudian kita lakukan kerja bakti bersama,” ungkapnya.

Untuk langkah selanjutnya, Pemkot Surabaya menggadakan rapat pertemuan dengan ahli waris atau pemilik persil bersama pakar sejarah. Dari hasil pertemuan itu, Tomi menyebut, pihak keluarga atau ahli waris, menyambut baik rencana pemkot menjadikan kompleks pemakaman itu sebagai cagar budaya. Bahkan, ahli waris juga siap menghibahkan persil tersebut kepada Pemkot Surabaya.

“Pihak keluarga menyambut baik dan bersedia menghibahkan. Mereka juga menyetujui jika kompleks makam itu dijadikan cagar budaya. Ini sudah proses berjalan renovasi, jadi beberapa mulai diperbaiki, seperti atap dan akses jalan,” jelasnya.

Mashuri adalah orang yang diberi mandat oleh ahli waris sebagai juru kunci kompleks pemakaman tersebut. Selama 7 tahun, Mashuri dipercaya untuk menjaga dan merawat kompleks pemakaman itu.

Menurutnya, dalam sejarah makam, nama-nama yang tertulis di batu nisan adalah nama kiasan. Jika dalam istilah jawa pewayangan, disebut ‘Samar’.

"Pengging adalah wilayah, nama sebenarnya Kebo Kenongo (Ayah dari Joko Tingkir). Sedangkan nama-nama di luar punden, adalah orang-orang pelindung kerajaan atau disebut juga prajurit,” pungkas Mashuri. (ard)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.
  BENCHMARKS  
Loading Time: Base Classes  0.0002
Controller Execution Time ( Blog / Remap )  5.1317
Total Execution Time  5.1320
  GET DATA  
No GET data exists
  MEMORY USAGE  
4,506,536 bytes
  POST DATA  
No POST data exists
  URI STRING  
post/item/5177/Kompleks-Makam-Ki-Ageng-Pengging-Dijadikan-Cagar-Budaya
  CLASS/METHOD  
blog/item
  DATABASE:  ps_lentera (Blog:$db)   QUERIES: 335 (5.0736 seconds)  (Show)
  HTTP HEADERS  (Show)
  SESSION DATA  (Show)
  CONFIG VARIABLES  (Show)