
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa keluar untuk berhaji lalu meninggal dunia, maka dituliskan untuknya pahala haji hingga hari kiamat. Barangsiapa keluar untuk umrah lalu meninggal dunia, maka ditulis untuknya pahala umrah hingga hari kiamat. Dan barangsiapa keluar untuk berjihad lalu mati maka ditulis untuknya pahala jihad hingga hari kiamat.”
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.Ulama karismatik KH Maimoen Zubair atau akrab disapa Mbah Moen meninggal dunia di Makkah, Arab Saudi pada Selasa (6/8) pagi tadi. Informasi yang dihimpun, Mbah Moen meninggal usai subuh, sekitar pukul 04.17 waktu setempat atau sekitar am 8.17 WIB. Mbah Moen meninggal di usia 90 tahun saat menjalankan ibadah haji.
Selama menunaikan haji, Mbah Moen selalu sehat dan tak pernah mengeluh sakit. Hal ini dipastikan Muhtarom, santri dekat Mbah Moen yang ikut mendampingi haji."Ketika di Makkah sehat banget. Sempat tawaf dan umrah pake kursi roda. Enggak ada keluhan penyakit apa-apa," ujar Muhtarom yang merupakan pendamping Mbah Moen di RS Al Noor, Makkah, tempat jenazah Mbah Moen disemayamkan.
Menag Lukman Hakim Saifudin mengatakan, kemungkinan besar Mbah Moen akan dimakamkan di Makkah. Hal itu juga telah diumumkan melalui pengumuman masjid di kompleks Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang. Dalam pengumuman pukul 10.45 WIB tersebut, juga disampaikan bahwa warga maupun santri dipersilakan mengikuti salat gaib nanti, setelah salat Magrib.
Mbah Moen selama ini dikenal sebagai ulama kharismatik yang sangat dihormati masyarakat. Dia merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Dia juga salah satu kiai sepuh di ormas Islam terbesar di Tanah Air, Nahdlatul Ulama. Selain itu, dia kini menjabat Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sebelumnya, dia pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Rembang dan anggota Majelis Permusyawarakatan Rakyat (MPR) utusan Jawa Tengah.
Sebelum wafat, Mbah Moen selalu menjadi panutan bagi kekuatan-kekuatan politik. Tidak jarang, elite-elite politik bertemu dengannya untuk mendengarkan petuah-petuah darinya. Setiap kali pemilu, baik pemilihan kepala daerah ataupun pemilu level nasional, peserta pemilu juga sering bersilaturahmi ke kediamannya untuk memperoleh restunya.(*)