MALANG (Lenteratoday) - Bank Indonesia (BI) Malang optimis jika adanya sistem pembayaran digital QRIS (Quick Response code Indonesia Standard) menjadi salah satu solusi percepatan ekonomi di kala masa pandemi.
Kepala BI Malang, Azka Subhan Aminurridho meyakini jika sistem QRIS mempunyai keunggulan cepat, aman dan murah.
"Penggunaan QR Code dari setiap PJSP distandarisasikan, dan sejak 1 Januari 2020 transaksi pembayaran yang menggunakan QR code, wajib menggunakan QRIS MPM (Merchant Presented Mode), yaitu QRIS yang dimiliki oleh merchant, sehingga jika akan melakukan transaksi pembayaran pembeli yang scan QRIS merchant," kata Azka, Senin (2/3/2021).
Azka menambahkan, BI Malang akan terus mengembangkan merchant QRIS untuk menggencarkan transaksi digital, khususnya di area Malang. Selain itu pihaknya juga berkomitmen untuk merealisasika target nasional yang berjumlah 12 juta merchant.
"Di wilayah Malang, ada sekitar 238 ribu,dengan sasaran meningkatkan akseptasi QRIS di sisi merchant (supply), sekaligus penggunaan QRIS di sisi pengguna (demand), sehingga mempercepat akseptasi QRIS untuk mengurangi dormant merchant QRIS atau merchant QRIS yang tidak aktif,” urainya.
Sampai dengan saat ini berbagai inovasi QRIS telah dikembangkan oleh BI. Pertama pada bulan Maret 2020 QRIS TTM (Tanpa Tatap Muka) mulai digunakan, dan dimulainya pengembangan spesifikasi QRIS Cross Border).
Setelah itu di bulan Juni 2020 mulai dikembangkan spesifikasi QRIS TTS (Transfer, Tarik, Setor) QRIS CPM (Customer Presented Mode) atau model QRIS yang dimiliki olek konsumen, sehingga jika akan melakukan transaksi pembayaran merchant yang scan QRIS konsumen, berada pada tahap pengembangan spresifikasi. (Sur)
.jpg)
