
Batu – Pembangunan Museum HAM Omah Munir di Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu, mulai dilakukan. Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Minggu (8/12).
Dalam acara yang juga dihadiri oleh Ketua Komnas HAM RI, Akhmad Taufan Damanik, Wakil Walikota Batu Punjul Santoso, Istri alm. Munir, Suciwati, perwakilan kompolnas , LPKS dan beberapa Kepala OPD di Lingkungan Pemprov. Jatim ini, Khofifah mengatakan dengan adanya museum Munir ini maka masyarakat bisa mengetahui bagaimana sejarah perjalanan demokrasi dan penegakan HAM di Indonesia.
Dia juga menandaskan, museum ini bisa dijadikan sebagai literasi dan edukasi demokrasi dan HAM bagi masyarakat luas. Menyajian literasi dalam museum bisa dilakukan secara komprehensif melaui digital IT khususnya dengan augmanted reality. "Keberadaan Museum HAM Munir menjadi bagian penting penyampaian informasi, edukasi, literasi sekaligus unsur rekreasi karena di desain dengan musium digital menggunakan augmanted reality ," lanjutnya.
Dijelaskan, keberadaan Museum HAM Munir juga menguatkan kota Batu menjadi salah satu destinasi wisata edukasi Demokrasi dan HAM selain alam dan sentra wisata lainnya. Museum ini juga menunjukkan bahwa kota Batu menjadi salah satu referensi utama bagi pembangunan yang berkeadilan dan terbaik khususnya terkait pemerataan kesejahteraan dan rendahnya kemiskinan.
Pemprov akan mendukung keberadaan Museum HAM Munir agar museum
ini multi fungsi. Salah satunya membantu dalam pembeayaan pembangunan melalui
APBD Provinsi Jawa Timur. Dikatakannya, untuk lahan yang dipergunakan merupakan
aset Pemkot Batu, sedangkan support yang diberikan Pemprov Jatim adalah dalam
pembangunannya. "Sedangkan mekanisme pengelolaanya agar optimal dan
memberi manfaat yang besar setelah bangunan ini selesai," tambahnya.
Sementara itu Ketua Komnas HAM RI menuturkan demokrasi dan
keterbukaan ekonomi tanpa norma HAM percuma dimana tidak akan mencapai cita
cita Pancasila di Sila ke 5 yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia. "Keberadaan museum ini meyakinkan masyarakat bahwa Indonesia
bisa menjadi model dimana budaya dan nilai agama serta HAM bisa bersatu padu
dalam membangun keadilan yang beradab," ujarnya. (ist/ufi)