27 June 2025

Get In Touch

Efek Psikologis dari New Normal Akibat Pandemi Covid-19

Sejumlah penumpang menaiki bus Transjakarta di Jakarta (Ant)
Sejumlah penumpang menaiki bus Transjakarta di Jakarta (Ant)

Jika terbiasa dengan kehidupan new normal maka bisa disebut sebagai keharusan. Ini juga mengingat vaksin penangkal Covid-19 belum ditemukan.

Bila PSBB dicabut atau dilonggarkan, kita tetap harus melakukan pencegahan penularan coronavirus. Semua orang seakan-akan harus menjalani kehidupan baru yang aman untuk berinteraksi, bekerja, dan melakukan rutinitas harian.

Psikolog klinis yang juga penulis buku The Psychology of Pandemics Steven Taylor menyebutkan bahwa kita mungkin tidak akan benar-benar kembali ke keadaan normal.

Menurutnya, psikologis kita akan terbiasa menjaga diri dari risiko tertular dan merasa aman dengan cara hidup baru ini. 

Mungkin sebagian dari kita masih sulit menerima dan beradaptasi dengan keadaan. Sebagian yang lain masih mencari cara untuk bisa beraktivitas secara maksimal dengan menerapkan physical distancing sebagaimana yang dianjurkan.

Tidak perlu khawatir jika belum beradaptasi dengan new normal ini, karena kita memang masih di tengah-tengah perang melawan pandemic Covid-19.

“Cara Anda beradaptasi akan membaik seiring waktu. Mayoritas orang akan menemukan cara untuk mengatasinya dan bergerak maju,” kata ketua

Tahapan psikologis New Normal

Bagaimana kita perlahan beradaptasi dengan keadaan new normal akibat pandemi Covid-19?

Psikiater Amerika Serikat Elizabeth Kubler-Ross menggambarkan kondisi ini sama seperti kondisi berduka. Berikut 5 (lima) tahapan psikologisnya.

1. Penolakan terhadap situasi. Tahap ini akan melibatkan penghindaran, kebingungan, goncangan, atau ketakutan.

2. Marah dengan apa yang terjadi. Tahap ini akan melibatkan perasaan frustrasi, iritasi, dan kecemasan.

3. Tawar-menawar atau berjuang untuk menemukan makna dari apa yang terjadi. Dalam tahap ini, terdapat keharusan membuat kesepakatan untuk menyelesaikan rasa penyesalan atau rasa bersalah.

4. Depresi. Tahap ini dapat menimbulkan perasaan kewalahan, tidak berdaya, atau terisolasi.

5. Penerimaan. Pada tahap ini, seseorang akan mencapai perasaan tenang dan menerima keadaan. Selain itu, penerimaan terhadap keadaan juga membuat pikiran mulai bekerja dan mencari tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya untuk beradaptasi dengan keadaan.

Saat seseorang mencapai tahap penerimaan pada kondisi baru pandemi COVID-19, ia akan lebih bersedia untuk menerima new normal dalam kehidupannya.

Masa depan pandemi ini memang belum bisa diprediksi. Kecemasan dan stres meningkat, tapi perilaku altruisme atau kemurahan hati juga banyak terjadi.

Banyak individu maupun kelompok saling menawarkan bantuan yang membuat penerimaan pada kondisi new normal akibat pandemi Covid-19 ini semakin mudah. Artikel ini sudah tayang di E-Paper Lentera Today edisi hari ini (Kamis, 15/10/2020) -Ist.

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.
  BENCHMARKS  
Loading Time: Base Classes  0.0003
Controller Execution Time ( Blog / Remap )  5.0425
Total Execution Time  5.0428
  GET DATA  
No GET data exists
  MEMORY USAGE  
4,508,784 bytes
  POST DATA  
No POST data exists
  URI STRING  
post/item/26726/Efek-Psikologis-dari-New-Normal-Akibat-Pandemi-Covid-19
  CLASS/METHOD  
blog/item
  DATABASE:  ps_lentera (Blog:$db)   QUERIES: 339 (5.0001 seconds)  (Show)
  HTTP HEADERS  (Show)
  SESSION DATA  (Show)
  CONFIG VARIABLES  (Show)