26 June 2025

Get In Touch

Tergoda Rasa Aman Palsu, Banyak Berkerumun Saat Pandemi

Ilustrasi antrean Penumpang KRL di Stasiun Bogor (Ist)
Ilustrasi antrean Penumpang KRL di Stasiun Bogor (Ist)

Kendati bahaya penularan Covid-19 masih tinggi, antusiasme masyarakat ternyata tidak berkurang untuk menyambut pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Rupanya, hal ini terjadi karena banyak orang mengalami rasa aman palsu selama pandemi.

Perasaan aman palsu dapat memperburuk pandemi karena kewaspadaan masyarakat terhadap COVID-19 kian menurun. Padahal, risiko penularan masih sama seperti ketika kasus-kasus pertama diumumkan. Lantas, dari mana datangnya rasa aman palsu dan bagaimana cara mengatasinya?

Masyarakat kini sudah akrab dengan physical distancing, kebiasaan mencuci tangan, dan bahkan membawa perlengkapan sendiri. Pemakaian masker pun menjadi semakin umum. Dari pejalan kaki, pedagang, hingga anak-anak, Anda dapat menemukan orang yang memakai masker di mana-mana.

Namun, ada satu kekurangan masker yang tidak dapat dipungkiri. Kampanye masker selama pandemi membuat masyarakat mengalami rasa aman palsu. Penggunaan masker membuat banyak orang merasa terlindung dari penularan Covid-19.

Ini sebabnya Anda melihat orang-orang berkerumun di jalan, mal-mal kian ramai, dan CFD dibanjiri oleh pengunjung. Masyarakat kini berani berkerumun karena merasa terlindungi dengan memakai masker.

Padahal, memakai masker saja tidak cukup untuk mencegah penyebaran Covid-19. World Health Organization (WHO) sendiri ikut buka suara dalam pedoman penggunaan masker yang diterbitkannya pada 5 Juni 2020.

Hindari rasa aman palsu

Risiko penularan Covid-19 masih sama besar seperti beberapa pekan lalu. Alih-alih menurun, angka positif harian pun pernah menembus 1.000 kasus. Tanpa jaga jarak dan disiplin mencuci tangan, Anda tetap bisa tertular sekalipun menggunakan masker.

Masih banyak pula yang belum memakai masker dengan benar. Masker kadang tidak dipakai sampai hidung atau dilepas sembarangan. Padahal, tindakan ini dapat mengurangi keampuhan masker dalam mencegah penularan.

Selain itu, tidak semua masker bekerja dengan keampuhan yang sama. Bila menilai keampuhannya, maka masker terbaik untuk mencegah Covid-19 adalah masker N95. Namun, masker ini tidak bisa digunakan sehari-hari karena menimbulkan sesak.

Masker yang digunakan masyarakat umum adalah masker kain. Masker jenis ini cukup ampuh untuk perlindungan sehari-hari, tapi penggunanya harus tahu cara mencuci dan menyimpan masker dengan tepat untuk mencegah kontaminasi.

Jangan sampai hal ini membuat Anda terjebak dalam rasa aman palsu selama pandemi. Pastikan Anda tetap melakukan upaya pencegahan untuk melindungi diri maupun orang-orang terdekat dari risiko penularan.

Cara terbaik untuk menghindari rasa aman palsu selama pandemi adalah dengan selalu waspada. Walaupun new normal sudah di depan mata, angka positif dan risiko penularan belum banyak berubah.

Ketika bepergian ke luar rumah, pastikan Anda selalu menjaga jarak dengan orang lain. Ikuti cara memakai masker yang tepat, serta jaga kebersihan diri Anda dengan mencuci tangan dan membersihkan barang yang sering digunakan. Artikel ini sudah tayang di E-Paper Lentera Today edisi hari ini (Rabu, 23/9/2020) -Ist.


Share:
Lentera.co.
Lentera.co.
  BENCHMARKS  
Loading Time: Base Classes  0.0003
Controller Execution Time ( Blog / Remap )  4.9367
Total Execution Time  4.9371
  GET DATA  
No GET data exists
  MEMORY USAGE  
4,508,328 bytes
  POST DATA  
No POST data exists
  URI STRING  
post/item/24923/Tergoda-Rasa-Aman-Palsu-Banyak-Berkerumun-Saat-Pandemi
  CLASS/METHOD  
blog/item
  DATABASE:  ps_lentera (Blog:$db)   QUERIES: 338 (4.8958 seconds)  (Show)
  HTTP HEADERS  (Show)
  SESSION DATA  (Show)
  CONFIG VARIABLES  (Show)