
Surabaya - Meski sudah ramai dikunjungi wisatawan dan diresmikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi Heritage Walk of Lawang Seketeng, ternyata tempat ini belum dibuka secara umum. Rencananya baru akan dibuka untuk umum pada pekan depan.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Muhammad Machmud Arifin. Dia menjelaskan, belum dibukanya untuk umum ini karena Kampung wisata yang terletak di Jalan Lawang Seketeng, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya ini masih banyak yang harus dipersiapkan. Mulai dari penerimaan kedatangan tamu hingga pemilihan tourguidenya.
"Ya nanti tunggu minggu depan. Nanti ada tourguidenya juga, ini sementara masih saya persiapkan," ucap Machmud, ketika ditemui Lentera Today.
Kendati belum dibuka secara umum, pihaknya tak melarang apabila ada wisatawan yang berkunjung, menanyakan sejarah hingga hanya berswafoto. “Ini masih nunggu hasil rapat dengan Pokdarwis. Orang-orang boleh saja ke sini kalau mau foto-foto atau jalan-jalan, tapi mohon maaf karena belum bisa menyediakan tenaga untuk guide,” katanya.
Diketahui, di dalam lokasi wisata heritage terdapat beberapa benda bersejarah. Diantarnya seperti Langgar Dukur Kayu yang dulunya dipakai tempat mengaji Presiden Soekarno saat masih kecil.
Langgar Dukur dikenal sebagai ikon kebanggaan kampung ini. Pasalnya, tempat ibadah ini masih berdiri kokoh walaupun terbuat dari kayu. Berdasarkan sejarah, langgar ini berdiri sejak Januari 1893.
Beberapa rumah warga tampak masih mempertahankan bentuk aslinya, bahkan masih ditinggali oleh ahli waris. “Kemungkinan (ahli waris) memang sengaja mempertahankan bentuk bangunannya,” tutur Machmud.
Selain itu juga ada Terakota, Sumur Tua, Makam Mbah Pitono, Makam Mbah Dimo, Makam Syekh Zen Zaini Assegaf, Rumah Kayu, Rumah Jengki dan Rumah Puing yang menjadi pusat daya tarik wisata. (Sur)