26 June 2025

Get In Touch

Pakar Unair: Pembatasan Jam Malam Anak Seharusnya TIdak Hanya Fokus pada Batasan Waktu Saja

Ilustrasi kegiatan positif yang dilakukan siswa Surabaya.
Ilustrasi kegiatan positif yang dilakukan siswa Surabaya.

SURABAYA (Lentera) – Pakar Kebijakan Publik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Parlaungan Iffah Nasution, menilai kebijakan pembatasan jam malam anak yang diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak seharusnya hanya difokuskan pada batasan waktu semata.

Ia menyebut, pendekatan pembatasan waktu keluar malam bagi anak-anak memang positif. Namun, ia menekankan pentingnya pendekatan yang lebih menyeluruh dan kolaboratif dalam implementasinya.

“Kebijakan ini melibatkan banyak pihak, bahkan sampai tingkat RT/RW atau kelompok akar rumput lainnya. Tapi yang perlu dipastikan adalah pelibatan masyarakat tidak hanya bersifat konsultatif. Jangan sampai masyarakat hanya dimintai masukan tanpa benar-benar dilibatkan secara aktif," ucap dosen yang akrab disapa Ucok ini ketika dihubungi, Selasa (24/6/2025).

Ucok menuturkan, pembatasan jam malam tidak bisa menjadi solusi tunggal. Ia menyebut persoalan kenakalan remaja sebagai weakened problem atau persoalan yang tidak bisa diatasi dalam waktu singkat dan oleh satu pihak saja.

“Diperlukan kebijakan pendukung, seperti penguatan peran orang tua dan pembinaan oleh masyarakat. Jadi bukan hanya soal anak tidak boleh keluar malam, tapi juga bagaimana lingkungan membentuk pola hidup yang positif,” tuturnya.

Ucok menegaskan faktor pengawasan orang tua sangat krusial. Ia mendorong agar orang tua tidak hanya menyerahkan pembinaan anak kepada sekolah, tetapi juga aktif mengarahkan aktivitas anak, terutama di malam hari.

“Ini bukan peringatan untuk orang tua, tapi pengingat bahwa pembentukan karakter anak adalah tanggung jawab utama keluarga, dibantu oleh lingkungan,” tegasnya.

Selain itu, Ucok juga menekankan pentingnya peran RT/RW dalam menyosialisasikan kebijakan kepada masyarakat. Menurutnya, tantangan terbesar terletak pada bagaimana kebijakan ini dikomunikasikan dan diinternalisasi oleh keluarga dan komunitas lokal.

Jika ternyata pelaksanaan kebijakan tidak memberikan dampak signifikan, Ucok mendorong agar Pemkot melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program pembinaan anak dan remaja yang telah ada.

“Indikator Surabaya sebagai Kota Layak Anak juga harus dievaluasi. Ini bukan hanya soal satu program, tapi tentang sinergi semua pihak dalam menjaga tumbuh kembang remaja,” ujarnya.

Di samping itu, Ucok menyarankan agar Pemkot Surabaya menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan komunitas untuk berkolaborasi dalam membangun sistem pembinaan yang berkelanjutan.

“Pemerintah bisa hadir dengan program A, LSM dengan program B, komunitas dengan program C. Kolaborasi lintas sektor inilah yang perlu didorong,” pungkasnya. (*)

Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi

 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.
  BENCHMARKS  
Loading Time: Base Classes  0.0002
Controller Execution Time ( Blog / Remap )  5.0576
Total Execution Time  5.0579
  GET DATA  
No GET data exists
  MEMORY USAGE  
4,480,560 bytes
  POST DATA  
No POST data exists
  URI STRING  
post/item/219630/Pakar-Unair-Pembatasan-Jam-Malam-Anak-Seharusnya-TIdak-Hanya-Fokus-pada-Batasan-Waktu-Saja
  CLASS/METHOD  
blog/item
  DATABASE:  ps_lentera (Blog:$db)   QUERIES: 337 (5.0143 seconds)  (Show)
  HTTP HEADERS  (Show)
  SESSION DATA  (Show)
  CONFIG VARIABLES  (Show)