[Warning core/JW_Controller.php: 128] Undefined array key "HTTP_ACCEPT_LANGUAGE"

Hanif Dhakiri : Negara Tidak Boleh Jadi Penonton Terkait Isu Merger Grab-GoTo - Lentera.co
24 June 2025

Get In Touch

Hanif Dhakiri : Negara Tidak Boleh Jadi Penonton Terkait Isu Merger Grab-GoTo

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, M. Hanif Dhakiri.
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, M. Hanif Dhakiri.

JAKARTA (Lentera) - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, M. Hanif Dhakiri, meminta negara bukan sekedar menjadi penonton terkait isu rencana merger antara Grab dan GoTo yang belakangan semakin santer dibicarakan publik. Menurutnya, isu ini bukan sekadar urusan bisnis antarperusahaan, melainkan menyangkut kepentingan strategis nasional, nasib jutaan pekerja digital, serta arah masa depan ekonomi Indonesia.

“Merger ini bukan sekadar penggabungan dua korporasi besar. Ia berpotensi mengubah struktur pasar digital secara signifikan. Negara harus hadir mengatur, mengawasi, dan melindungi, bukan sekadar jadi penonton,” ujar Hanif di Jakarta, Sabtu (24/5/2025).

Wakil Ketua Umum DPP PKB ini menilai, jika tidak diantisipasi secara serius, penggabungan dua raksasa teknologi ini bisa menciptakan dominasi pasar di sektor transportasi daring, layanan pesan antar makanan, hingga sistem pembayaran digital. Kondisi ini bisa menurunkan daya saing, mengancam pelaku UMKM, dan merugikan konsumen serta mitra pengemudi.

“Kita tak boleh membiarkan efisiensi korporasi berjalan tanpa kendali, apalagi jika berdampak pada pemutusan kemitraan secara massal atau penurunan kesejahteraan mitra. Harus ada perlindungan yang jelas bagi pekerja digital dan pelaku usaha kecil,” tegas Hanif yang pernah menjabat Menteri Ketenagakerjaan RI periode 2014-2019.

Ia juga menyoroti potensi bahaya dominasi data. Jika satu entitas super-app mengendalikan lalu lintas data pengguna, transaksi, dan sistem pembayaran, maka muncul risiko baru terhadap kedaulatan ekonomi digital Indonesia.

“Siapa menguasai data, dia menguasai perilaku pasar. Dan kalau itu dimonopoli satu entitas, kita sedang menciptakan ketergantungan baru yang bisa berbahaya,” jelasnya.

Hanif, yang juga anggota Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia ini, mendorong Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan regulator lainnya untuk bersikap proaktif. Langkah preventif harus ditempuh sejak awal agar struktur pasar tetap sehat dan tidak timpang.

Hanif memastikan Komisi XI DPR RI akan turut mengawal ketat proses ini. “Kami akan panggil pihak-pihak terkait untuk memastikan proses ini berjalan transparan dan tetap menjamin kepentingan publik. Merger boleh saja, tapi jangan sampai rakyat jadi korban dan negara kehilangan kendali,” pungkasnya.(*)

Reporter : Lutfi/rls
Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.
  BENCHMARKS  
Loading Time: Base Classes  0.0003
Controller Execution Time ( Blog / Remap )  5.0977
Total Execution Time  5.0979
  GET DATA  
No GET data exists
  MEMORY USAGE  
4,419,912 bytes
  POST DATA  
No POST data exists
  URI STRING  
post/item/218402/Hanif-Dhakiri-Negara-Tidak-Boleh-Jadi-PenontonTerkait-Isu-Merger-Grab-GoTo
  CLASS/METHOD  
blog/item
  DATABASE:  ps_lentera (Blog:$db)   QUERIES: 336 (5.0422 seconds)  (Show)
  HTTP HEADERS  (Show)
  SESSION DATA  (Show)
  CONFIG VARIABLES  (Show)