
Kediri - Walikota Abdullah Abu Bakar buka strategi pembangkitan ekonomi Kota Kediri dampak Covid-19. Paparan tersebut disampaikan di hadapan pejabat perbankan dan pengusaha dalam sebuah acara talkshow bertajuk Strategi Pemulihan Ekonomi Daerah di Era New Normal , Kamis (30/7/2020) siang.
Acara tersebut digagas Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Kediri. Selain Walikota Kediri terdapat dua narasumber lain, yakni, Kepala (Kantor Perwakailan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Kediri Sofwan Kurnia dan Kepala OJK Bambang Supriyanto dengan moderator Wakil Ketua Umum KADIN Bidang UMKM Setyo Hadi.
Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mengungkapkan, kebijakan di Kota Kediri sejak awal pandemi tidak melakukan lock down, karena ekonomi harus tetap berjalan. Namun wajib melaksanakan protokol kesehatan dan pembatasan kerumunan.
Diambil langkah, Pemkot Kediri berinovasi membuat program belanja instan dari rumah (Bi Imah). Serta ada gerakan bungkusin yakni untuk cafe dan resto di awal pandemi hanya diperbolehkan layanan take away (bawa pulang). “Kita ingin ekonomi tetap berjalan di masa pandemi ini. Karena di Kediri ini yang banyak sektor UMKM-nya. Masyarakat di Kediri ini sangat padat sekali mereka tinggal sangat rapat. Sehingga risiko penularan di Kota Kediri jauh lebih tinggi daripada di Kabupaten Kediri. Akhirnya kita bikin gerakan-gerakan ini,” ujarnya.
Kemudian, Pemkot Kediri juga melakukan pemberdayaan masyarakat, pemberian bantuan dan pembebasan pajak. Untuk mempertahankan roda perekonomian tetap berputar serta menjaga daya beli masyarakat, Pemkot meluncurkan kartu SAHABAT (santunan hadapi bencana tunai). Bantuan tidak hanya Kartu SAHABAT dari APBD dan APBN serta APBD provinsi. Bantuan dari dermawan juga banyak penyaluran dan penghimpunan akhirnya melibatkan lembaga nirlaba, diwadahi sinergi jaring pengaman sosial (Si Jamal). Ada juga kebijakan untuk membebaskan pajak daerah bagi resto dan hotel yang tidak mem-PHK karyawannya. “Kita juga memberikan order masker tenun kepada perajin tenun ikat. Karena banyak perajin tenun ikat di Kota Kediri jadi kalau maskernya hanya pakai kain biasa kasihan mereka. Maka dari itu kita match-kan. Jumlahnya puluhan ribu bahkan ratusan ribu,” jelas Mas Abu-sapaan akrab Walikota Kediri.
Mas Abu juga mengungkapkan juga melakukan review produk UMKM melalui akun instagram pribadinya. Pandemi ini mengharuskan tiap orang mengurangi keluar rumah. Dampaknya penjualan offline menurun. “ Alhamdulillah setelah di review omset produk mereka bertambah,” ungkapnya.
Memasuki tahap adaptasi atau pra kondisi new normal , Pemkot Kediri mengeluarkan Perwali No:16 Tahun 2020 tentang pengendalian kegiatan hiburan dan perdagangan dalam rangka percepatan penanganan corona virus disease 2019. Perwali ini sebagai dasar bagi Satpol, Polisi, dan TNI untuk menertibkan usaha-usaha yang tidak mematuhi protokol kesehatan. “Untuk sementara arena olahraga dan tempat wisata belum buka dulu. Yang boleh buka yang berisiko rendah namun memiliki dampak ekonomi tinggi,” imbuh Mas Abu.
Untuk recovery ekonomi, Pemkot Kediri juga membuat berbagai program untuk pelaku usaha agar dapat menjual produknya secara online . Hal ini dilakukan untuk percepatan UMKM Kota Kediri. Diantaranya,migrasi UMKM ke pemasaran digital, mendorong kegiatan ekonomi secara virtual, dan menyiapkan platform digital untuk UMKM. “Kita sudah lakukan pelatihan foto produk UMKM dan digital marketing. Ada pula pameran virtual dan kita juga buat platform Mall UMKM Kediri. Ada juga ngamen virtual Kami sadar recovery ekonomi ini tidaklah mudah untuk itu kita semua harus berkolaborasi,” pungkasnya.(gos)