
Jombang - Ada yang menarik dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak di 286 desa dari 304 desa di Kabupaten Jombang, Senin (4/11/2019). Panitia Pilkades Sengon, Kecamatan Jombang Kota, salah satu desa peserta, menyertakan barcode dalam surat undangan para pemilih yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di desa setempat.
Dengan kode khusus ini, diyakini mengatisipasi kecurangan. Seperti mencoblos dua kali atau warga yang datang dengan bukti undangan palsu.Cara ini bahkan diklaim satu-satunya yang digunakan dari 286 Desa yang mengikuti pilkades serentak di Kabupaten Jombang kemarin.
"Karena di desa kami ini banyak sekali pendatang. Kami khawatir mereka yang bukan penduduk asli Sengon kemudian dimanfaatkan oknum tertentu untuk menggunakan suara mereka padahal tidak ada dalam DPT," ujar panitia Pilkades Sengon, Nasi Tausiriyah.
Dijelaskan, cara kerja sistem barcode ini cukup mudah. Nama pemilih yang sudah masuk dalam DPT, tentunya sudah terlulis dalam data di komputer panitia berikut kode barcodenya. Begitu pula dengan undangan panggilan mencoblosnya, yang disertakan juga dengan kode barcode yang serupa.
"Sehingga jika kode dalam barcode tidak sesuai atau sudah dipakai lagi, maka mesin akan menolak dengan mengeluarkan bunyi tet-tet- tet begitu," terangnya.
Hingga coblosan ditutup panitia sekitar pukul
13.00 WIB, sistem ini bekerja cukup baik dan tidak ada kendala apa pun. Bahkan
semakin mempermudah panitia karena mereka tidak lagi bekerja dua kali.
Inovasi yang dimiliki panitia Pilkades Desa Sengon ini mendapat apresiasi dari
Bupati Jombang, Mundjidah Wahab.
Bupati berharap, kedepan sistem kode barcode akan di gunakan oleh Desa lainya sehingga mampu membantu mengurangi beban panitia."Ini satu-satunya. Dari 286 desa yang ada di Jombang, ya di Desa Sengon ini yang menggunakan barcode. Saya sangat mengapresiasi gagasan cerdas ini," pungkasnya. (gos)