
Pasuruan – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa berjanji untuk mensuport para peternak sapi perah Pasuruan khususnya dan di Jatim umumnya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produksi susu sapi serta meningkatkan ketangguhan ekonomi masyarakat.
Dalam kunjungan kerja ke Koperasi Peternak Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan, Nongkojajar, Pasuruan, Minggu (19/7/2020), Khofifah menandaskan bahwa kebutuhan impor sapi bakalan memang masih cukup banyak, hal ini terkait dengan peningkatan produksi susu. Sehingga sangat dimungkinkan untuk memberikan subsidi untuk import sapi tersebut.
“Insya Allah, karena kita masih impor cukup banyak dan ruang untuk memberikan subsidi itu menjadi sesuatu yang masuk akal. Apalagi dilihat dari proses profitabilitasnya. Dan pada saat pandemic ini sangat banyak yang meminta restrukturisasi hutang karena mereka terdapak,” tandas Khofifah.
Terlebih lagi, lanjutnya, ternyata koperasi KPSP Setia Kawan ini memberikan data bahwa saat pandemic pendapatannya justru mencapai 130% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Artinya pendapatan KPSP Setaia Kawan ini pendapatannya meningkat 30 % dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Informasi baik akan keberhasilan koperasi ini diharapkan menjadi referensi bersama khususnya pada saat pandemic covid seperti saat ini. “Mudah-mudahan Bu Kadis (Kepala Dinas Peternakan) sudah nyambung dan ini waktunya tidak banyak, karena Agustus sudah pembahasan (PAK),” tegas Khofifah.
Dia juga menandaskan, dengan posisi koperasi yang mampu berikan keuntungan serta tetap menjaga ekonomi di saat pandemic ini, maka Gubernur wanita pertama di Jatim ini menobatkan KPSP Setia Kawan Nongkojajar, Pasuruan sebagai koperasi tangguh. “Jadi ketangguhan pajenengan, tangguh ekonomi dan tangguh menjaga solidaritas masyarakat disini,” tandasnya.
Sebelumnya, dalam kesematan yang sama, Ketua KPSP Setia Kawan Nongkojajar, Pasuruan, H Kusnan mengatakan bahwa dalam rangka untuk meningkatkan produksi susu maka harus menambah populasi. Penambahan populasi sapi ini bisa dilakukan dengan meningkatkan angka kelahiran khususnya kelahiran sapi betina.
“Kerana itu kita harapkan tiap tahun harus beranak, kenapa demikian karena sapi perah itu produksi susu kan diambil dari sapi betina. Dan hari ini kita sudah minta bantuan pemerintah Jatim bibit seksing yaitu untuk kelahiran 70 – 80 % itu betina,” katanya.
Peningkatan produksi susu juga bisa dilakukan dengan perbaikan pakan. Saat ini juga tengah dikembangkan kandungan gizi dan protein untuk pakan konstratnya, dimana untuk dua liter susu susu beri 1 kg konsentrat. “Makanya tiap tahun produksi susu di Nongkojajar meningkat,” terangnya.
Selain itu, untuk perbaikan mutu genetic sapi juga rencananya mengajukan impor. Dia juga menegaskan bahwa saat itu kebutuhan impor sapi untuk 33 koperasi di Jatim mencapai 8.000 hingga 10.000 ekor. Rencananya impor itu akan dilakukan dari Australia atau New Zealand. Namun untuk impor sendiri, peternak hanya mampu membali seharga Rp 22 juga per ekor sesuai dengan harga sapi di tempat asalnya.
“Untuk biaya yang lainnya, seperti biaya transportasi dan pajak kami minta supaya ada subsidi dari pemerintah. Kami hanya mampu membeli Rp 22 juga sesuai dengan harga sapi disana,” tegas Kusnan.
Dia juga menandaskan bahwa KPSP Setia Kawan mampu memproduksi 120 ton susu tiap hari. Susu tersebut didapat dari 6.100 anggota koperasi. Kemudian jumlah produksi tersebut sebanyak 90% masuk ke PT Indolakto, 3% untuk pasar lokal dan selebihnya dibawa ke Jakarta. (ufi)