
Pamekasan - Beredar video ratusan orang tua mendatangi sekolah dasar negeri (SDN) Tepul Barat 2, Desa Tebul Barat, Kematan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Dalam video itu, wali murid mempertanyakan kondisi sekolah yang ditutup akibat pandemi Covid-19.
Dikonfirmasi mengenai hal itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan, Akhmad Zaini mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapat laporan terkait hal tersebut."Saya hanya lihat dari media sosial. Benarkah itu terjadi disana? Kita nggak tahu," katanya, Rabu (15/7).
Kemudian, Akhmad Zaini yang akrab disapa Zaini itu menjelaskan, pembelajaran tetap tidak berubah. Pihaknya mengikuti SKB dari empat kementrian, bahwa madrasah dan sekolah di bawah dinas pendidikan dan di bawah cabang dinas pendidikan diimbau seluruhnya dalam zona merah, orange dan kuning, melaksanakan pembelajaran dengan daring."Belum diperkenankan tatap muka maupun masuk sekolah," ungkapnya."Kita masih ikut ketentuan pemerintah pusat dan gugus tugas Covid-19 nasional maupun provinsi," imbuhnya menjelaskan.
Video berdurasi 3 menit 42 detik itu beredar luas di sosial media baik Facebook maupun grup-grup WhatsApp Senin (13/7). Dalam vide tersebut tampak wali murdi protes ke sekolahan.
“Guleh pak deteng kaentoh polana ngeding kaber sakolaan nika etotobbha (saya datang kesini, karena mendengar sekolah ini akan ditutup),” katanya."Mun etotobbha anaen ghule epa asakolaah ka sakolaan laen (Kalau mau ditutup, anak saya mau disekolahkan ke sekolah lain)," lanjutnya sambil menunjuk-nunjuk salah seorang guru yang menemuinya.
Kemudian, guru yang menemui itu menjelaskan, peraturan dari pemerintah pusat baik SD maupun TK untuk sementara waktu belajar dari rumah. "Tetti, pangajeren siswa nika tanggung jawab antara guru sareng sampeyan sadheje. Siswa ajer e Roma, epandu empeyan ben ekentarna sareng guru dhak romana (Jadi untuk pembelajaran tanggung jawab guru dan orang tua. Jadi siswa belajar di rumah, dipandu, dan akan disambangi oleh para guru ke rumah). "Jadi selaku orang tua harus punya tanggung jawab. Urusen setuju tak setuju, tergantung empeyan (urusan setuju tidak setuju tergantung anda)," jelasnya.
Namun, orang tua siswa tersebut masih saja menolak dan menjawab tidak setuju terhadap aturan tersebut."Ghule tak setuju pak. Anak ghule tak bisa embimbing ghule, mun ebimbing empeyan bisa (saya tidak setuju pak. Anak saya tidak bisa dibimbing saya, kalau dibimbing bapak, bisa)," ucapnya.(An/Wan)