21 August 2025

Get In Touch

Era Pesawat Jumbo Jet Berakhir, Boeing Stop Produksi 747

Ilustrasi pesawat jumbo jet (Pixabay)
Ilustrasi pesawat jumbo jet (Pixabay)

Era pesawat berbadan besar diperkirakan akan berakhir. Boeing Co. berencana mengakhiri produksi pesawat jumbo jet 747 setelah diproduksi dalam 50 tahun terakhir.

Dilansir dari Bloomberg, pesawat Boeing 747-8 terakhir akan dirilis dari pabrik di daerah Seattle dalam waktu sekitar dua tahun dari sekarang.

Keputusan ini belum diumumkan dengan para staf, namun dapat terbaca dari perubahan dalam laporan keuangan.

Berakhirnya produksi Boeing 747 menjadi saat yang sangat ditakuti oleh para penggemar penerbangan. Tidak akan ada lagi era pesawat jumbo berkabin ganda.

Bahkan pesaingnya, Airbus SE, juga bersiap untuk mengakhiri produksi pesawat A380 setelah komponen pesawat terakhir dikirim ke pabrik di Toulouse, Prancis, bulan lalu.

Terlepas dari popularitasnya di kalangan pelancong, versi akhir dari 747 dan Airbus A380 tidak pernah diterima secara komersial karena banyak maskapai beralih ke pesawat bermesin ganda untuk penerbangan jarak jauh.

Nasib A380 bahkan lebih buruk. Pesawat yang mampu mengangkut sebanyak 853 penumpang tersebut diperkenalkan pada tahun 2007, di saat banyak maskapai penerbangan sudah condong ke pesawat yang lebih kecil dan lebih irit bahan bakar.

Pandemi virus corona juga menambah tekanan bagi Boeing dan Airbus karena mereka kesulitan mencari pembeli pesawat berbadan lebar ini.

"Ternyata, jumlah rute yang membutuhkan pesawat jumbo jet semacam itu juga sangat sedikit,” kata analis dari Agency Partners, Sash Tusa, seperti dikutip Bloomberg.

Boeing dapat mengantisipasi tren penurunan minat terhadap pesawat berbadan besar dengan merilis pesawat bermesin kembar 777 dan 787 Dreamliner.

Dengan dorongan dari seorang insinyur terkenal yang memimpin program 747, Joe Sutter, Boeing memutuskan untuk mengembangkan upgrade pesawat bermesin empat yang relatif murah untuk mengambil alih pangsa pasar dari A380.

Maskapai seperti Air France, Lufthansa, dan Qatar Airways tengah mempertimbangkan apakah akan menghentikan operasional pesawat A380 mereka secara permanen. Airbus hanya mendapat pesawanan 9 pesawat A380.

Salah satu pesawat adalah untuk Emirates Airline, operator A380 terbesar, yang tengah mempertimbangkan apakah akan membatalkan 5 pesanan pesawat lainnya.

Sementara itu, Boeing telah mempersiapkan selama bertahun-tahun untuk mengakhiri produksi 747. Tim penjualan perusahaan telah mulai mempromosikan rencana pesawat kargo 777X kepada para pelanggan.

Jika model tersebut diminati, itu akan meningkatkan penjualan pesawat bermesin ganda terbesar di jajaran perusahaan.

“Dengan tinggat produksi pesawat sebanyak 1 unit per dua bulan, program 747-8 butuh waktu lebih dari dua tahun untuk memenuhi pesanan pelanggan kami saat ini. Kami akan terus membuat keputusan yang tepat untuk menjaga lini produksi tetap sehat dan memenuhi kebutuhan pelanggan,” demikian menurut pernyataan Boeing, seperti dikutip Bloomberg.

Boeing hanya memiliki sisa 15 pesanan untuk 747 dan seluruhnya adalah pesawat kargo. Sebanyak 12 unit dipesan oleh United Parcel Service Inc, sedangkan sisanya tidak jelas karena menjadi bagian dari perselisihan dengan Volga-Dnepr Group Rusia. Artikel ini sudah tayang di E-Paper Lentera Today edisi hari ini (Senin, 6/7/2020) -Ist/abh.

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.
  BENCHMARKS  
Loading Time: Base Classes  0.0003
Controller Execution Time ( Blog / Remap )  6.9520
Total Execution Time  6.9523
  GET DATA  
No GET data exists
  MEMORY USAGE  
4,501,784 bytes
  POST DATA  
No POST data exists
  URI STRING  
post/item/18122/Era-Pesawat-Jumbo-Jet-Berakhir-Boeing-Stop-Produksi-747
  CLASS/METHOD  
blog/item
  DATABASE:  ps_lentera (Blog:$db)   QUERIES: 318 (6.9045 seconds)  (Show)
  HTTP HEADERS  (Show)
  SESSION DATA  (Show)
  CONFIG VARIABLES  (Show)