26 June 2025

Get In Touch

'Duck Syndrome' Perilaku Ketika Sedang Diterpa Banyak Beban

Ilustrasi 'Duck Syndrome (Ist)
Ilustrasi 'Duck Syndrome (Ist)

Mungkin sebagian dari Anda ada yang memiliki teman yang hidupnya terlihat sukses dan banyak didambakan banyak orang. Lulus dari universitas ternama, mendapat pekerjaan di perusahaan yang bergengsi, dan di saat yang bersamaan tetap bisa bersenang-senang di unggahan sosial medianya.

Namun, siapa sangka bahwa di balik itu semua ternyata teman Anda sebenarnya sedang diterpa banyak beban? Kerap disebut duck syndrome. Berikut penjelasannya.

Duck syndrome merupakan istilah yang mengacu pada sebuah perilaku di mana seseorang sebenarnya sedang dirundung banyak masalah tapi tetap tampak baik-baik saja dari luar.

Istilah ini pertama kali digunakan oleh Universitas Stanford dan agaknya telah menjadi persoalan di kalangan mahasiswanya. Sebutan duck syndrome diambil dari analogi seekor bebek yang sedang berenang.

Saat bebek berenang, orang-orang hanya melihat bagian atas tubuhnya yang melaju dengan tenang dan perlahan. Sedikit dari mereka yang tahu bahwa ada kaki yang terus-terusan bergerak tak menentu dengan susah payah di bawah air.

Mengapa bisa terjadi

Masa-masa di sekolah menengah bisa menjadi bakal munculnya duck syndrome. Bayangkan bila Anda adalah salah satu murid terbaik di sekolah. Berbagai pujian dari guru dan teman-teman sudah menjadi makanan sehari-hari.

Kesuksesan tersebut pun membuat Anda merasa optimis dan semakin berambisi untuk menggapai prestasi yang lebih besar saat masuk ke perguruan tinggi nanti. Ada juga semacam beban yang mendorong Anda untuk mempertahankan citra sebagai murid teladan.

Sayangnya, masa perkuliahan tak semudah yang Anda bayangkan. Sistem pendidikan yang jauh berbeda, materi pelajaran yang lebih kompleks, serta tuntutan untuk membangun pertemanan yang luas demi masa depan nanti, semua hal itu akhirnya membuat Anda mulai merasa kewalahan.

Tak ada yang mau membahas tentang bagaimana sulitnya mengerjakan suatu tugas, tak ada yang mau mengaku bahwa ada yang baru saja dimarahi atasan karena alasan yang memalukan, duck syndrome membuat mereka berlaku seakan tak pernah mengalami kegagalan.

Selain itu, faktor luar juga bisa mendorong terjadinya duck syndrome. Beberapa di antaranya adalah kecenderungan orang-orang terdekat yang kerap membangga-banggakan prestasi serta pola asuh helikopter.

Cara mengatasinya

Jika terus-terusan dibiarkan, perilaku ini bisa berakibat pada kebiasaan tak sehat seperti mendorong tubuh untuk terus-terusan bekerja di luar kemampuan.

Bila Anda sudah mulai merasakan pertanda seperti yang sudah dijelaskan dan mulai terasa mengganggu kehidupan Anda, hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah menjalani psikoterapi atau terapi bicara.

Pilihan lainnya adalah terapi interpersonal, di mana Anda akan dibantu oleh terapis untuk membangun kemampuan dalam mengatasi emosi serta hal-hal yang menghubunginya secara efektif.

Mengingat duck syndrome bukanlah gangguan resmi, psikolog akan mengatasinya melalui pendekatan yang sesuai dengan kondisi yang menyertainya seperti gangguan kecemasan atau stres kronis.

Duck syndrome rentan menyerang mereka yang sedang berada di tengah perjalanan mengejar kesuksesan. Namun sebelum hal ini terjadi, Anda bisa melakukan pencegahan dengan mengikuti pelatihan untuk manajemen stres. Manfaatkan juga layanan kesehatan mental seperti konseling yang ada di sekitar Anda.

Yang terpenting adalah tanamkan pada diri Anda bahwa hidup tak selalu berjalan sempurna. Jadikan kegagalan sebagai kesempatan untuk membentuk kemampuan yang lebih baik lagi. Niscaya, kesuksesan yang Anda raih bisa menjadi kepuasan untuk Anda. Artikel ini sudah tayang di E-Paper Lentera Today edisi hari ini (Jumat, 3/7/2020) -Ist/abh.

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.
  BENCHMARKS  
Loading Time: Base Classes  0.0003
Controller Execution Time ( Blog / Remap )  4.9400
Total Execution Time  4.9403
  GET DATA  
No GET data exists
  MEMORY USAGE  
4,524,976 bytes
  POST DATA  
No POST data exists
  URI STRING  
post/item/17854/Duck-Syndrome-Perilaku-Ketika-Sedang-Diterpa-Banyak-Beban
  CLASS/METHOD  
blog/item
  DATABASE:  ps_lentera (Blog:$db)   QUERIES: 338 (4.8966 seconds)  (Show)
  HTTP HEADERS  (Show)
  SESSION DATA  (Show)
  CONFIG VARIABLES  (Show)