
Surabaya – Jamu, nama yang sudah sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Ya, jamu adalah salah satu budaya asli Indonesia yang diturunkan dari para leluhur. Sayangnya, minat masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi jamu ternyata cenderung menurun belakangan ini. Untuk itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berupaya kembali menggalakkan budaya jamu.
Upaya yang dilakukan ITS yaitu dengan mengajak seluruh siswa SMP Negeri 19 Surabaya minum jamu secara serentak di halaman sekolah, Selasa (29/10/2019) pagi. Dalam kegiatan bernama Scientists Goes to School tersebut menggandeng Laboratorium Kimia Bahan Alam dan Sitetis (KiBAS) Departemen Kimia ITS dengan Organization for Women in Science for the Developing World (OWSD). Kegiatan ini juga mengambil subtemakan Science behind Jamu as Traditional Heritage.
Acara yang baru pertama kali diadakan di Surabaya ini berhasil menggaet 1.515 orang komponen sekolah untuk minum jamu dengan serentak. Sri Fatmawati, anggota Laboratorium KiBAS, menjelaskan jika kegiatan tersebut bertujuan supaya generasi muda tahu bahwa jamu bukan sekedar berkhasiat saja, Namun juga memiliki nilai budaya dan ilmu pengetahuan.

Dia menyebutkan bahwa sasaran utama dalam kegiatan ini adalah siswa, supaya sejak dini mereka mulai mencintai jamu. “Selain itu, sharing keilmuan tentang jamu dan sebagai sarana edukasi tentang pentingnya sains dan teknologi sejak dini,” ungkap perempuan yang juga Presiden OWSD tersebut.
Seluruh siswa pun juga diberikan jamu kunyit asem yang telah diramu secara khusus. Seluruh bahannya juga telah diberikan yang terbaik dan ditambahkan juga dengan rempah-rempah. “Sehingga bagus untuk kesehatan,” ujarnya. Meski para siswa ini jarang bahkan ada yang belum pernah minum jamu, namun mereka terlihat cukup senang dan tidak canggung.

Dosen Departemen Kimia ITS tersebut juga menjeaskan,. karena jamu merupakan warisan budaya bangsa Indonesia, maka mencintai jamu juga sama halnya dengan mencintai dan bangga terhadap negara Indonesia.
Perempuan yang akrab disapa Fatma tersebut mengakui minimnya pengetahuan mengenai jamu menjadi alasan kenapa banyak orang cenderung tidak meminatinya. Padahal jamu memiliki khasiat besar jika cara minumnya sesuai prosedur yang benar. Sebaliknya, jamu justru tidak akan memberikan manfaat bagi penggunanya jika cara minumnya salah.
Fatma mencontohkan, di negara Jepang, masyarakat sudah percaya khasiat teh hijau bagi kesehatan tubuh. Pengetahuan meraka yang merata menjadi alasan seluruh masyarakat Jepang tetap mempertahankan minum teh hijau.
“Harapan dari kegiatan ini supaya dapat menginspirasi anak muda agar semakin bangga dengan Indonesia dan tidak memunculkan rasa takut lagi ketika mengkonsumsi jamu,” pungkasnya. (ufi)