[Warning core/JW_Controller.php: 128] Undefined array key "HTTP_ACCEPT_LANGUAGE"

‘Zoom Fatigue’, Efek Kelelahan Setelah Melakukan Konferensi Video - Lentera.co
21 August 2025

Get In Touch

‘Zoom Fatigue’, Efek Kelelahan Setelah Melakukan Konferensi Video

Ilustrasi kelelahan 'Zoom Fatigue' (Istimewa)
Ilustrasi kelelahan 'Zoom Fatigue' (Istimewa)

Jodi Eichler-Levine baru saja selesai mengajar kelas daring via Zoom dan ia langsung terlelap di ruang kerjanya.

Profesor studi agama di Lehigh University ini mengatakan, meskipun kegiatan mengajar selalu melelahkan, ia tidak pernah sampai hampir pingsan seperti itu.

Eichler-Levine biasanya memimpin kelas secara langsung di mana ia dengan mudah mengukur emosi murid-muridnya, bahkan ketika sedang membahas topik berat.

Kini, seperti banyak orang di seluruh dunia, pandemi Covid-19 telah mendorong hidup Eichler-Levine ke ruang virtual.

Selain mengajar jarak jauh, ia juga harus menghadiri rapat departemen, juga berkomunikasi dengan teman-temannya melalui aplikasi video conference, Zoom.

“Ini rasanya seperti berakting karena kita hanya terlihat dalam kotak kecil di layar. Saya benar-benar lelah,” kata Eichler-Levine.

Banyak orang mengatakan bahwa mereka memiliki pengalaman yang sama sehingga fenomena ini pun kerap disebut sebagai “Zoom Fatigue”.

Namun, tidak hanya dengan Zoom, kondisi tersebut juga kerap dirasakan mereka yang menggunakan Google Hagouts, Skype, FaceTime, atau jenis video call lainnya.

Ledakan penggunaan video call ini pun mengarahkan pada eksperimen sosial yang tidak pernah terjadi sebelum pandemi Covid-19. Hasilnya menunjukkan  bahwa interaksi virtual bisa sangat memengaruhi otak.

“Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa manusia benar-benar kesulitan karena hal ini,” kata Andrew Franklin, asisten profesor ilmu psikologi siber di Norfolk State University.

Menurutnya, orang-orang terkejut dengan betapa sulitnya melakukan panggilan video yang terbatas pada layar kecil dan banyaknya gangguan.

Namun, selain itu, ada juga makna tambahan yang berasal dari lusinan isyarat nonverbal, seperti apakah lawan bicara menghadap Anda atau buang muka, gelisah, atau menghela napas dan siap untuk menyela.

Isyarat nonverbal tersebut membantu melukiskan gambaran holistik tentang apa yang disampaikan dan diharapkan sebagai respons dari pendengar. Karena manusia merupakan makhluk sosial, memahami isyarat ini menjadi hal alami bagi sebagian besar orang.

Video call merusak kemampuan yang tertanam ini dan membutuhkan perhatian intens pada kata-kata. Jika tampilan seseorang yang terlihat hanya dari kepala hingga bahu, maka sulit memperhatikan gerakan tangan atau bahasa tubuh lainnya. Belum lagi, jika kualitas videonya buruk, harapan untuk mendapatkan sesuatu dari ekspresi wajah bisa hilang.

“Bagi orang-orang yang sangat bergantung pada isyarat nonverbal, tidak bisa berbicara langsung akan sangat melelahkan,” kata Franklin.

Tatapan mata adalah isyarat nonverbal terkuat yang tersedia pada video call, tapi itu bisa menjadi terasa mengancam jika dilakukan dalam waktu lama.

Tidak hanya itu, layar berlipat ganda yang muncul setiap melakukan video conference juga menimbulkan masalah kelelahan tersendiri. ‘Gallery view’—di mana setiap partisipan rapat tampil bersamaan—menantang penglihatan sentral otak, memaksanya memecahkan kode banyak orang sekaligus sehingga tidak ada siapa pun yang memahami, bahkan si pembicara itu sendiri.

“Kita terlibat dalam berbagai kegiatan, tetapi tidak sepenuhnya mengabadikan diri pada hal khuhus,” kata Franklin. Bayangkan betapa sulitnya untuk memasak dan membaca dalam waktu bersamaan, dan itulah yang dilakukan otak ketika melakukan konferensi video.

Secara keseluruhan, obrolan video telah memungkinkan koneksi manusia berkembang dengan cara yang tidak mungkin dilakukan beberapa tahun yang lalu.

Sangat mungkin bahwa ‘Zoom Fatigue’ ini akan mereda setelah orang-orang belajar menavigasi mental mereka. Jika Anda merasa canggung dan butuh sedikit ketenangan, matikan kamera Anda.

Atau jika rapat kantor dapat dilakukan lewat telepon saja, lakukan sambil berjalan kaki yang diketahui dapat meningkatkan kreativitas dan mengurangi stress. Artikel ini sudah tayang di E-Paper Lentera Today edisi hari ini (Rabu, 24/6/2020) -Ist/abh.

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.
  BENCHMARKS  
Loading Time: Base Classes  0.0003
Controller Execution Time ( Blog / Remap )  6.4157
Total Execution Time  6.4161
  GET DATA  
No GET data exists
  MEMORY USAGE  
4,442,544 bytes
  POST DATA  
No POST data exists
  URI STRING  
post/item/16950/Zoom-Fatigue-Efek-Kelelahan-Setelah-Melakukan-Konferensi-Video
  CLASS/METHOD  
blog/item
  DATABASE:  ps_lentera (Blog:$db)   QUERIES: 318 (6.3437 seconds)  (Show)
  HTTP HEADERS  (Show)
  SESSION DATA  (Show)
  CONFIG VARIABLES  (Show)