
Kediri - Pengusaha di sektor perhotelan dan restoran, rumah makan, cafe yang tergabung dalam Persatuan Hotel Dan Restoran Indonesia se-Kediri Raya mulai bisa tersenyum lega. Usaha mereka mulai menggeliat sejak digaungkan era new normal dengan kenaikan onkupansi hotel dan kunjungan ke restoran sejenisnya sekitar 10 persen dibanding saat awal pandemi Covid-19.
Ketua PHRI Kediri Raya Sri RahayuTitik Nuryati, mengatakan gaung era new normal yang disampaikan Presiden Joko Widodo pengimplementasian ke daerah sangat membantu para pengusaha. Termasuk, pengusaha di sektor perhotelan dan pendukungnya.
“Gaung new normal ini benar-benar dirasakan anggota kami, terutama yang bergerak di perhotelan. Ada peningkatan onkupasi sekitar 10 persen dibanding, saat awal pendemi dengan diberlakukannya social distancing dan physical distanciang,” ujar Bunda Yayuk, sapaan akrab Sri RahayuTitik Nuryati, menjawab pertanyaan lenteratoday.com, Rabu (17/6/2020).
Namun demikian, lanjut Bunda Yayuk, tidak bisa memberi jumlah pasti kenaikan onkupasi hotel per hotel anggotanya. Angka kenaikan 10 persen tersebut adalah rata rata berdasar pengamatan dan pemberitahuan lisan anggotanya.
Kenaikan onkupasi itu menjadi tantangan bagi anggota PHRI. Pasalnya, setiap hotel, restoran, rumah makan, cafe, anggota PHRI harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi tamu-tamu. Itu sudah menjadi ketentuan atas pembukaan sektor perhotelan dan usah-usaha pendukung di tengah pendemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Ditanya soal teknis standar protokol kesehatan yang akan diterapkan oleh anggota PHRI, Bunda Yayuk mengungkapkan saat ini masih tengah dibahas PHRI Jatim. Nantinya, akan ada keseragaman standar terkait protokol kesehatan di setiap hotel dan usaha-usaha pendukung yang menjadi anggota PHRI.
Seperti diketahui, diketahui, pada 15 Mei 2020 lalu, saat rapat koordinasi Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dengan pemilik hotel di Ruang Joyoboyo, Balaikota Kediri, ditegaskan masih belum mengizinkan hotel menggelar acara yang mendatangkan banyak orang dan larang hidangan prasmanan guna meminimalisir persebaran virus Corona.
Walikota berharap para pemilik hotel/penginapan memahami protokol tersebut. Kedua, yang sangat bahaya lagi adalah menyediakan makanan prasmanan, melihat video-video di Jepang itu konsep makanan prasmanan sangat dilarang karena disitu harus sharing sendok untuk mengambil makanannya, maka dari itu ini yang harus kita jaga bersama.(gos)