
Sampang – Penguatan terhadap Pondok Pesantren dalam bentuk Pesantren Tangguh untuk menghadapi era new normal di tengah pandemi covid-19 terus dilakukan di Jawa Timur. Di Sampang, Pondok Pesantren Darul Ulum, Desa Gersempal, Kecamatan Omben menjadi percontohan Pesantren Tangguh.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Paranwansa memberikan apresiasi terhadap Pondok Pesantren Darul Ulum yang telah menyiapkan diri sebagai Pesantren Tangguh. “Ini menjadi Penting karena bagian dari memberikan perlindungan pada masyarakat. Kemudian memastikan satri dan lainnya bahwa disini aman dan sehat. Ini Pesantren pertama di Sampang yang menjadi percontohan pesantren tangguh,” kata Gubernur Khofifah saat meresmikan Pesantren Tangguh di Pondok Pesantren Darul Umum, Gersempal, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Rabu (10/6/2020).
Gubernur juga menyampaikan bahwa sebelumnya memang ada beberapa tokoh agama yang tidak percaya dengan adanya virus corona. Karena itu, lanjut Gubernur, pihaknya sempat mengambil langkah dengan mengumpulkan para tokoh untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut. “Kalau tidak ada yang tidak percaya, iya dan bahkan data kami dibilang mengada ada. Yang susah adalah menjalaskan adalah OTG yang 35 % potensi positif bahkan di Kediri rapid test sempat ditolak,” tandasnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, Desa Gersempal, Kecamatan Omben, Sampang, KH Syafiudin Abdul Wahid mengatakan bahwa tujuan dari dilaunchingnya Pesantren Tangguh ini supaya bisa lebih peduli dan untuk memutus rantai serta mencegah penyebaran covid-19. Kemudian yang penting adalah semua santri bisa peduli dengan lingkungan bersih dan sehat.
“Pondok Pesantren sudah mulai kembalinya santri – santri, karena dari anjuran untuk pesantren diserahkan ke masing-masing pengasuhnya. Serta dari surat edaran Asosiasi Pesantren Indonesia ada dua pilihan yaitu kalau bisa masuknya santri diundur atau masuk dengan mengikuti protokol kesehatan,” tandasnya.
Kemudian di Sampang juga sudah ada kata kesepakatan dengan MUI, ulama serta dengan bahsul masail NU tentang cara pemulasaraan jenazah. Sehingga dalam pemulasaraan jenazah di Sampang sudah tidak menjadi masalah.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sampang, Slamet Junaidi mengatakan bahwa kondisi Sampang berubah menjadi merah setelah mampu bertahan pada zona hijau karena adanya mobilitas penduduk dari luar yang masuk ke Sampang. Mulai dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia maupun dari negara lainnya. Kemudian mereka yang bekerja diluar daerah seperti Surabaya pulang ke Sampang.
“Maka itu menjadi masalah dan sekarang kita fokus pada penanganan covid-19, dan dengan Pesantren Tangguh ini, maka kita akan bersinergi untuk mengatasi covid di Sampang,” katanya.
Untuk Pondok Pesantren juga sudah ada kesepakatan siap untuk tidak melakukan kegiatan termasuk imtihan (ujian) di pondok. “Serta soal pemulasaraan jenazah dan kami kumpulkan forkompimda ulama, MUI dan lainnya untuk menyatukan persepsi dan menghindari berita hoax,” katanya. (ufi)