
Surabaya – Metode pengobatan menggunakan plasma darah (Plasma Convalescent) menjadi harapan baru untuk kesembuhan para pasien positif covid-19. Meski saat ini, metode pengobatan itu masih pada tahap percobaan medis (medical trial), namun sudah menunjukkan efektiftas dalam mengobati pasien covid-19.
Untuk pengembangan metode Treatment Plasma Convalescent ini, dibutuhkan para pendonor darah dari para pasien covid-19 yang sudah berhasil sembuh (surveillances). Dari darah mereka akan diambil plasma daerahnya atau Plasma Convalescent dimana di dalam plasma itu ada anti body yang sudah mampu melawan covid-19.
Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya yang juga menjabat sebagai Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi mengatakan bahwa dari hasil donor para surveillances ini akan diolah menggunakan treatment tertentu untuk kemudian diambil plasmanya. Plasma ini yang akan disuntikkan ke para pasien covod-19 khususnya pada mereka yang masuk kategori berat dan sangat berat.
Plasma yang sudah mengandung anti body terhadap covid-19 ini akan membantu pembentukan anti body pada parsien tersebut untuk kemdian lemawan susu. “Tentu yang kami butuhkan adalah donor plasma dari pada surveillances, kemudian jenis darahnya juga harus sama dengan jenis darah pasien covid-19 yang akan mendapatkan donor plasma tersebut,” tandas Joni.
“Alhamdulillah sudah ada 20 calon pendonor plasma darah yang mendaftar ke RSUD dr Soetomo. Sudah ada 3 pendonor yang diproses untuk diambil plasma darahnya,” kata pria yang setiap hari mendampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam penanganan kasus covid-19 ini.
Joni menjelaskan bahwa untuk pengambilan darah ini tidak mudah. Sebab pada tahap awal harus dilakukan screeningnya cukup ketat. Diantaranya dillakukan rapid test dan PCR test, kemudian memastikan pendonor terbebas dari HIV/AIDS, TBC, Sipilis maupun Hepatitis, serta tingkat antibody yang dimiliki minimal sepertiga ratus.
“RSUD dr Soetomo merupakan salah satu dari 10 rumah sakit di Indonesia yang sudah ditunjuk Kemenkes untuk ikut protocol plasma convalescent dalam penanganan pasien Covid-19. Kami targetkan ada 103 plasma theraphy di Jatim, namun saat ini baru dapat 7 orang yang telah menggunakan treatment plasa convalescent,” ungkap Joni.
Sebelumnya, RSUD dr Soetomo Surabaya mendapat bantuan plasma darah dari RSPAD Gatot Subroto Jakarta sebanyak 21 bag. Plasma tersebut sudah digunakan untuk 6 pasien dan masing-masing pasien rata-rata membutuhkan 3 bag. “Kami juga mendapat kiriman 1 bag lagi berisi 3 dari RSPAD Jakarta,” imbuhnya, Jumat (5/6/2020) malam.
Sementara itu, Dirut RSUD Syaiful Anwar (RSSA) Malang, dr Kohar Hari Santoso juga cukup berharap dengan motede Treatment Plasma Convalescent ini. Bahkan pihkanya juga sudah menggunakan metode plasma convalescent dari 2 orang pendonor. “Sudah kami ujicobakan ke satu pasien Covid-19 yang kondisinya parah, setelah kami berikan 3 kali plasma darah dalam sehari masing-masing sebanyak 200 cc, Alhamdulillah pasien tersebut besoknya membaik sehingga tak perlu menggunakan ventilator lagi,” kata dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim.
Kohar juga mengatakan bahwa RSSA Malang juga sudah bisa untuk melakukan treatment Plasma Convalescent dari para pendonor hingga akhirnya bisa diberikan pada para pasien covid-19 yang sudah parah.
Untuk itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengharapkan pada para pasien covid-19 yang sudah sembuh (surveillences) untuk turut mendonorkan plasma darah mereka. Langkah ini dilakukan untuk membantu percepatan kesembuhan pasien-pasien covid-19. (ufi)