
Kediri - Khawatir terpapar OTG (Orang Tanpa Gejala) positif Covid-19, sebanyak 66 warga Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren menjalankan rapid test, Sabtu (30/5/2020) pagi. Puluhan orang itu sempat kontak erat dengan 6 warga Kelurahan Tempurejo yang terkonfirmasi positif Corona pada 25 Mei 2020 dan kini dirawat di RS Kilisuci.
Rapid Test dilakukan di dua tempat yaitu posko dekat Kantor Kelurahan Tempurejo dan posko di sekitar SPBU. Pelaksanaan mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 9.30 WIB oleh Tim Medis dari Puskesmas Ngeletih.
“Rapid test dilakukan terhadap orang yang menurut hasil tracing merupakan kontak erat dengan pasien konfirmasi positif. Nanti dari hasil rapid test kalau hasilnya ada yang reaktif maka akan dilakukan pemeriksaan swab,” kata dr Fauzan Adima, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri.
Lebih lanjut dijelaskan, hasil rapid test tidak diumumkan secara terbuka untuk menghindari stigma di masyarakat. Dia juga mengatakan, kepada orang yang hasil rapid test -nya reaktif tidak usah down terlebih dahulu karena belum tentu positif corona harus dibuktikan lebih lanjut dengan pemeriksaan swab (PCR).
Kepala Kelurahan Tempurejo, Suminarto mengungkapkan, sejauh ini sebanyak 10 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dari Kelurahan Tempurejo. Pertama 4 pasien selanjutnya 6 pasien terkonfirmasi positif dari hasil tracing .
“Ya, kira kira 40 orang peserta rapid test ini dari kontak erat dengan salah satu pasien positif OTG yang ternyata sangat supel bergaul, anak muda. Sebelum hasil swab keluar, dia kan beraktivitas bertemu banyak teman. Sangat gaul, makanya kontak eratnya jadi banyak,” terang Suminarto.
Kali ini, isolasi mandiri tahap kedua mulai dilaksanakan 25 Mei 2020. Isolasi mandiri pertama karena 4 pasien positif pada tanggal 13 Mei dan kini sudah selesai. Sejumlah 5 RT di Kelurahan Tempurejo yang melakukan isolasi mandiri yaitu RT 11 dan RT 7 sejumlah 32 KK, RT 2 sejumlah 24 KK, RT 3 sejumlah 1 KK, dan RT 5 sejumlah 22 KK.
Selama masa isolasi mandiri, bantuan dari Pemkot dan Si Jamal turut mendukung berupa bahan makanan warga yang kebanyakan memang buruh harian. Ketika tidak bekerja, maka tidak ada pemasukan sama sekali.
“Selain itu donasi warga sekitar daerah yang isolasi, juga warga yang isolasi mandiri dan punya rezeki berlebih,” tambah Suminarto. RT setempat aktif bergerak untuk mengumpulkan donasi khususnya bagi keluarga yang anggota keluarganya banyak sehingga sembako cepat habis. (gos)