
Surabaya – Penambahan kasus positif covid-19 di Jatim memecahkan rekor dengan jumlah mencapai 502 berdasarkan data yang dirilis pusat. Sedangkan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim menyatakan kasus yang sudah terkonfirmasi positif ada 451 kasus, sedangkan 51 lainnya masih dalam proses pendataan lebih lanjut.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menandaskan bahwa data yang dirilis pemerintah pusat ada beberapa yang perlu didalami, sebab ada satu nama tertulis di dua daerah yaitu daerah asal berdasarkan KTP dan daerah domisilinya. “Dua daerah ini sama sama menolak, satu daerah domisili tidak mengakui karena bukan KTP daerah tersebut, sedangkan dari sesuai KTP juga tidak mengakui karena tidak tinggal di daerah tersebut,” tandas Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Kamis (21/5/2020) malam.
Sementara itu, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim Dr Joni Wahyuhadi mengatakan bahwa dari tambahan 451 kasus ini yang paling banyak adalah dari Surabaya yaitu sebanyak 311 kasus, kemudian dari Sidoarjo ada 57 kasus, disusul Kabupaten Probolingo 31 kasus dan kemudian Kabupaten Gresik ada 27 kasus.
Selanjutnya adalah Kabupaten Magetan dengan 12 kasus, Kabupaten Lamongan ada 2 kasus, Kabupaten Pasuruan ada 1 kasus, Kabupaten Kediri ada 1 kasus, Kabupaten Bojonegoro ada 2 kasus, Kota Malang ada 3 kasus, Kabupaten Bangkalan ada 2 kasus, Kabupaten Nganjuk ada 4 kasus, Kabupaten Tuban ada 1 kasus, Kota Pasuruan ada 2 kasus, Kabupaten Mojokerto ada 2 kasus, Kota Probolinggo ada 1 kasus, Kota Batu ada 2 kasus, dan Kota Blitar ada 1 kasus.

Dr Joni menjelaskan bahwa penambahan yang cukup banyak ini merupakan komulatif dari hasil tes beberapa hari yaitu mulai dari tanggal 18 Mei sampai 20 Mei. Hasil terbanyak dari ITD Unair yang mencapai 488 kasus positif, kemudian BBLK ada 2 kasus, NH ada 4 kasus, RS Primer ada 1 kasus, RSSA ada 4 kasus, RS Dr Soetomo ada 4 kasus dan dari RS Sosodoro ada 2 kasus.
Sementara, jika dipilah lagi sesuai dengan tanggal belum dilaporkan, maka pada tanggal 18 Mei ada 141 kasus, tanggal 19 Mei ada 195 kasus, dan tanggal 20 Mei ada 190 kasus. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kasus positif hari ini adalah hasil dari pemeriksaan sampel yang sebelumnya menumpuk sebanyak 1500 sampel di ITD yang berasal dari seluruh Jawa Timur.
“Oleh karena itu Pemprov Jatim bergerak cepat untuk mengatasi kondisi penumpukan ini dengan memberikan reagen PCR sebanyak 10.000 kepada ITD. Selain itu untuk mengatasi penumpukan yang tidak seimbang dari lab ITD, Pemprov jatim mengembangkan sistem zonasi laboratorium yang diatur berdasarkan bakorwil, penambahan lab baru dan pembagian cartridge TCM. Dengan sistem zonasi, ITD kedepan hanya menerima sampel dari Surabaya Raya dan Madura untuk mencegah terjadinya penumpukan sampel,” tandas Joni.
Sementara itu, Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim dr Kohar Hari Santoso menandaskan bahwa penambahan tersebut berasal dari beberapa klaster yang sudah terjadi sebelumnya. Namun ada satu klaster baru yaitu di salah satu rumah sakit dimana yang terkena adalah para tenaga kesehatan. Setidaknya dalam klaster ini ada 20 tenaga kesehatan mulai dari perawat hingga dokter spesialis yang dinyatakan positif covid-19.
Selain itu juga dari mobilitas penduduk khususnya yang melalui jalur udara. Kohar mengatakan bahwa untuk mobilitas darat relative stabil tidak mengalami penambahan dan pengurangan signifikan. Namun kalau perjalanan melalui udara banyak terjadi peningkatan dan ini menjadi titik penyebaran tersebut.
Semetara itu, berdasarkan data yang di Gugus Tugas diketahui bahwa jumlah pasien yang berhasil sembuh bertambah 10 orang. Rincian perdaerah diantaranya 1 dari Kabupaten Sidoarjo, 1 dari Kabupaten Nganjuk, 2 dari kota Probolinggo, 2 Kabupaten Megetan, 1 dari Kabupaten Bangkalan, dan 3 dari Kota Surabaya.
Disatu sisi Jatim juga diselimuti berita duka, masih ada 15 yang meninggal dunia, diantaranya 2 di Kabupaten Sidoarjo, 2 di Kabupaten Gresik, 1 di Kabupaten Pasuruan, dan 10 di kota Surabaya. Sementara itu kasus PDP mencapai 5.267, dalam pengawasan 2.296. Kemudian untuk ODP ada 23.271 dan yang masih dipantau ada 3.989 orang. (ufi)