
Surabaya – Upaya percepatan untuk penanganan pasien covid-19 terus dilakukan, diantaranya adalah dengan pembagian ventilator dan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) pada 20 rumah sakit rujukan dan satu rumah sakit darurat.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bahwa belakangan ini di beberapa daerah mengalami peningkatan kematian sedangkan untuk kesembuhan malah menurun. Dengan demikian perlu dilakukan peningkatan pelayanan medis terhadap pasien covid-19 untuk menekan angka kematian dan meningkatkan kesembuhan.
Khofifah menandaskan dengan bantuan ventilator dan 40 CPAP senilai Rp 20 miliar ini akan mampu menunjang pelayanan medis di 20 rumah sakit rujukan. Khususnya beberapa rumah sakit yang banyak menangani pasien covid-19.
Sementara itu, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dr Joni Wahyuhadi mengatakan bahwa kedepannya tidak hanya ventilator yang akan dibagikan ke rumah sakit-rumah sakit rujukan, namun juga akan ada PCR. “Kami sudah dikontak melalui Bu Gubernur tentang PCR dari Gugus Tugas Pusat untuk testing lebih cepat dan mulai dikirimkan mesin PCR pertama ke RS Tulungagung yang dikirim langsung dari Jakarta. InsyaAlah rumah sakit yang lain, Sidoarjo, sudah kami usulkan, Lamongan, kemudian Gambiran. Ada tujuh rumah sakit yang kita diskusikan semoga cepat turun untuk mempercepat testingnya,” tandas dr Joni di Gedung Negara Grahadi, Rabu (20/5/2020) malam.
Joni menjelaskan bahwa yang dihadapi saat adalah tingkat case fatality (angka kematian) naik dan recovery (sembuh) menurun di beberapa daerah. Bahkan, lanjut Joni, dua hari lalu Menteri Kesehatan sempat menanyakan mengapa hal itu bisa terjadi di Jatim. “Kita sampaikan sedang trial untuk obat afigan dan plasma kofalese, faktor kedua tentang ketersediaan sarana,” tandasnya.
Dia juga menyampaikan bahwa saat ini jumlah pasein covid-19 yang menjalani perawatan terus meningkat. Diantaranya seperti yang ada di RS Khusus Infeksi tengah merawat 80 pasien. Kemudian di RSUD dr Soetomo juga ada 93 yang menjalani perawatan di ruang isolasi dan 15 orang pasien masih ada di UGD. Hal serupa juga dialami oleh RS Jiwa Menur.
“Saya kira semua rumah sakit juga mengalami hal yang sama, Pemerintan Provinsi mencoba memsuport itu. Dan rumah sakit yang sedang kita bangun yaitu rumah sakit darurat dan perjanjiannya dengan kementerian kesehatan sudah selesai. Malam ini sudah kami siapkan dan insyaallah besok (hari ini) sudah bisa pakai,” tandasnya.
Di RS Darurat ini ada 40 kamar isolasi khususnyauntuk gejala klinis ringan dan sedang. Kemudin gedung di belakangnya juga bisa digunakan untuk ruangan bahkan bisa sampai 500 tempat tidur. Namun untuk sementara jika hanya akan digunakan 200 tempat tidur dulu. (ufi)