
Surabaya – Puncak penyebaran virus corona (covid-19) di Jatim khususnya di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo diprediksi akan terjadi pada pertengahan Juni mendatang. Hal ini berdasarkan hitung-hitungan matematis yang dilakukan para ahli.
“Jatim ke depan masih memerlukan perhatian yang serius untuk sosial distancing dan Physical distancing karena angka penularannya masih cukup tinggi. Ini dari ahli matematika. Artinya infeksi virus di Surabaya ini masih sangat inveksius, masih sangat menular,” kata Ketua Gugus Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi, Selasa (7/5/2020).
Dia juga menandaskan bahwa dari kasus terkonfirmasi positif di Jatim juga mengalami peningkatan. Dia menandaskan bahwa kondisi di 3 daerah masih naik terus, bahkan Surabaya paling tinggi untuk tingkat kenaikan kasus positif covid-19, setelah itu diikuti Sidoarjo dan kemudian Gresik.

“Ini untuk kasus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) kalau kita lihat sebetulnya yang dirawat untuk Gresik dan Sidoarjo sudah menandai atau bahkan menurun. Kalau trennya Sidoarjo dan Gresik itu menurun, tapi kalah dengan juaranya, Surabaya yang trennya masih naik,” tandas Joni.
Sementara, untuk ODP (Orang Dalam Pengawasan) seharusnya ketika ODP naik PDP juga naik dan yang diawasi juga akan naik. Namun untuk kasus di Surabaya ODP turun tapi untuk PDP tambah naik. Sehingga, lanjut Joni, hal ini memerlukan gerak yang lebih cepat dan agresif di Surabaya. Sedangkan untuk Gresik di Sidoarjo, PDP turun tetapi ODP naik.
“Jadi kegiatannya bagus, p[emantauanya bagus. Ini di surabaya terbalik, ODP turun, PDP naik dan konfirmnya naik, maka perlu lebih agresif lagi di Surabaya,” tandasnya.
Joni juga membuka data bahwa tingkat kematian di Surabaya juga naiknya masih tinggi. Sedangkan, Sidoarjo dan Gresik juga naik , konfoirmasi positif juga naik semua. Angka kematian dan penularannya makin naik.
“Jadi ini betul yang disampaikan beberapa jurnal dan media, virusnya di Indonesia lain dengan di negara lain. Virusnya ada mutasi mungkin dibanding negara lain. Masuk Indonesia sulit, setelah di Indonesia banyak berulah, contohnya di Jatim, angka confirmnya naik, kematian juga naik,” tambah Joni.
Untuk itu, Joni mengatakan bahwa prediksi dari semua ini dan juga dari konsultasi dengan ahli beberapa hari akhirnya, serta melihat dari grafisnya, maka Joni mengatakan untuk sampai puncak penyebaran masih satu bulan lebih. Artinya puncaknya baru akan terjadi pada pertengan bulan Juni mendatang.
Terkait dengan hal ini, Joni mengeluhkan dengan kebutuhan tempat tidur di rumah sakit yang mungkin akan kurang. “Jadi ini masih naik terus oleh karena itu kita sampaikan semua berkewajiban untuk melakukan hammer, upaya upaya yang lebih agresif untuk sosial distancing dan Physical Distancing. Pemerintah juga akan melakukan tes yang masif, pemeriksaan setiap kabupaten dan nantinya isolasi mejadi lebih baik serta dilakukan tracing cepat dilaksanakan,” pungkasnya. (ufi)