
Surabaya – Tingkat penambahan terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di Kota Surabaya masih tertinggi dibandingkan dengan daerah lain. Dari 58 total penambahan di Jatim, ada 17 kasus baru di Surabaya. Sampai hari ini, total kasus positif mencapai 1.220 kasus dengen yang masih dirawat ada 883 orang.
Data tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Rabu (6/5/2020). Lebih lanjut, Khofifah menandaskan bahwa persebaran penambahan terkonfirmasi positif ini ada di beberapa daerah termasuk di tiga daerah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Diantara persebaran kasus positif baru ini diantaranya ada di 1 di Kota Batu, 1 di Kabupaten Lumajang, 1 di Kabupaten Nganjuk, 2 di Kabupaten Bangkalan, 1 Kabupaten Banyuwangi, 3 Kabupaten Madiun, 1 di Kota Madiun, 2 di Kota Mojokerto, 1 di Kabupaten Lamongan, 5 di Kabupaten Ngawi, 2 di Kabupaten Malang, 11 di Kabupaten Sidoarjo, 1 di Kabupten Jember, 1 di Kabupaten Bondowoso, 6 di Kabupaten Gresik, 2 di Kabupaten Kediri, dan 17 di Kota Surabaya.
“Dengan adanya penambahan ini maka kesiapsiagaan terus ditingkatkan, kewaspadaan di semua lini. Kemudian semua pihak diharapkan bisa berupaya untuk melakukan ikhtiar dengan langkah prefentif diperketat. Jika langkah prefentif diperlonggar maka penyebaran virus akan cepat, jika prefentif diperketat maka penyebaran bisa ditekan,” tandas Khofifah.
Dia juga mengatakan bahwa ada 205 orang yang sudah dinyatakan sembuh dari covid-19. Sedangkan untuk hari ini penambahan sembuh 7 orang, yaitu dari Kabupaten Malang 2 orang, Kabupaten Mojokerto 2 orang dan dari Kota Surabaya 3 orang.
Meski demikian, tetap saja ada yang meninggal, bahkan untuk hari ini ada 9 orang yang dinyatakan meninggal. Yaitu dari Kabupaten Bangkalan ada 1 orang, Kabupaten Malang ada 2 orang, Kabupaten Gresik ada 1 orang, dan kota Surabaya ada 4 orang. Total yang meninggal ada 132 orang atau setara dengan 10,82%.
Sementara itum Ketua Gugus Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi menjelaskan bahwa dari tinjauan epidemologis selama penerapan PSBB di ketiga daerah tersebut masih fluktuatif. Dia mengatakan bahwa kasus positif paling besar masih terkadi di Surabaya, kemudian Sidoarjo, Magetan, Lamongan, Malang, kemudian Gresik.
“Kemudian tren PDP (Pasien Dalam Pengawasan) di Surabaya malah naik, sedangkan untuk Sidoarjo dan Gresik mulai melandai bahkan menurun. Kemudian untuk ODP (Orang Dalam Pemantauan) ketiga daerah menunjukkan tren penurunan. Confirm naik, PDP naik, ODP turun,” tandasnya.
Sementara untuk PDP secara total di Jatim perhari ini ada 3.645 kemudian yang masih diawasi ada 1.717. Sedangkan untuk ODP ada 20.608 dan yang masih dipantau ada 5.086 orang. (ufi)