
Surabaya- Aturan social dan physical distancing (jaga jarak sosial dan fisik,Red) saat corona masih mewabah mendorong kegiatan berbasis dalam jaringan (daring) menjadi tren di masyarakat. Work From Home (WFH) hingga belajar dari rumah pun memanfaatkan berbagai teknologi online ini. Menjelang Ramadan, belajar membaca dan menghafal Al Quran pun bisa dilakukan secara online.
“Ramadan tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat tidak lagi bisa mengikuti sholat tarawih dan ceramah di masjid secara langsung. Kegiatan belajar mengaji dengan tatap muka fisik, juga tak lagi ada. Tapi bukan berarti kualitas ibadah kita berkurang,” ujar Wirawan Dwi, Humas Griya Al Qur’an, Selasa (21/4).
Diakui Wirawan, peran orangtua memang menjadi lebih besar saat menjalani Ramadan di tengah virus Covid-19 seperti saat ini. Seorang ayah tiba-tiba harus siap menjadi imam sholat jamaah dan tarawih yang tentu saja harus siap dengan banyak hafalan Al Qur’an. Tiba-tiba seorang ibu harus menjadi guru mengaji bagi anak-anaknya. “Saat orangtua bisa tidak akan menjadi masalah. Tapi bila ragu, saat ini banyak lembaga-lembaga yang juga menyediakan kajian hingga belajar membaca dan menghafal Al Quran secara gratis,” katanya.
Dikatakannya, Griya Al Qur’an pun memeiliki Program Tahfidz Online, yang bisa diikuti semua ummat Islam secara gratis selama 3 hari. Kegiatan ini akan membagi metode menghafal Al Quran yang mudah diaplikasikan untuk usia dewasa.
“Kami memberi nama metode ini dengan ‘Metode Sahabat Tahfidz Griya Al Quran. Metode ini memang sudah dikemas agar memudahkan menghafal Al Quran untuk usia dewasa yang sudah diteliti, dan diujikan sebagai disertasi Program S3 Ustadz Bairus Salim, salah satu tim Riset and Development Griya Al Qur’an. Metode ini juga sudah diaplikasikan di kelas-kelas tahfidz Griya Al Qur’an,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, 1.100 peserta akan dilatih mengahafalkan 10 ayat dari Surat Al Kahfi. “Sebuah hadis Sahih Muslim berbunyi : …Barangsiapa yg hafal sepuluh ayat dari ayat awal surah Al-Kahfi, ia akan terpelihara dari godaan Dajjal dan dalam riwayat lain, siapa yg hafal sepuluh ayat yg terakhir daripadanya… Jadikami berharap 10 ayat itu menjadi bekal untuk menghafal surat dan ayat-ayat Al Quran yang lainnya,”katanya.
Dalam pelaksanaan Program Tahfidz Online ini, Griya Al Qur’an menyiapkan sebanyak 15 pengajar hafidz yang akan mengawal 1100 peserta. Peserta nanti akan tergabung dalam grup-grup WhatsApp yang masing-masingnya dikawal oleh tim Griya Al Qur’an yang kita sebut musyrif. Dalam grup WA, musyrif akan mengirimkan rekaman suara bagaimana metode menghafal Al Quran yang mudah kepada peserta. Lalu, peserta diberi waktu untuk menghafal dan kemudian menyetorkan hafalannya secara pribadi ke nomor musyrif yang ditunjuk, sehingga masing-masing peserta akan merasa didampingi secara personal oleh pengajar Griya Al Qur’an.
Program yang digelar selama 3 hari, mulai Selasa hingga Kamis (21-23/4) ini, disambut baik oleh masyarakat. Peserta yang terdaftar sebanyak 1100 orang yang tersebar dari berbagai daerah di Indonesia. Peserta dari luar negeri pun turut bergabung, mereka berasal dari Malaysia, Jepang, Inggris dan Amerika.
Dalam kegiatan ini, Griya Al Qur’an membatasi usia minimal pesertanya, yaitu mulai 15 tahun hingga tidak terbatas usianya. Peserta yang sudah terdaftar, paling muda di usia 15 dan paling tua berusia 77 tahun. Dari 1100 peserta itu ada satu di antaranya yang difabel dengan gangguan kesulitan berbicara. Ia secara khusus mengajukan diri untuk bisa menjadi peserta kegiatan itu. “Semoga program ini mendekatkan keluarga dan menguatkan secara psikologis dan teologis dalam menghadapi dan melawan virus yang sangat mudah penularannya ini,” tutupnya. (ist)