JAKARTA (Lenteratoday) - Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) menanggapi penolakan 3 gubernur di Sulawesi terhadap perpanjangan kontrak PT Vale Indonesia.
Ketiga gubernur itu adalah Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi dan Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura. Mereka beralasan, kontribusi PT Vale terhadap pendapatan asli daerah masih minim.
Gus Falah pun berbeda pandangan dengan 3 Gubernur itu. Dia menyatakan dukungannya terhadap sikap pemerintah untuk memperpanjang kontrak PT Vale yang akan berakhir pada 28 Desember 2025.
“Kita mendukung langkah dari pemerintah untuk memperpanjang kontrak karya PT Vale yang akan berakhir di 2025, karena kita ini harus melihat secara lebih luas geoekonominya, geopolitiknya,” kata Gus Falah, Minggu (11/9)
Menurut Politisi PDI Perjuangan itu, perpanjangan kontrak masih layak dilakukan. Apalagi, PT Vale juga sudah berinvestasi yang tidak sedikit. Pada Mei 2021 PT Vale berinvestasi proyek Nikel senilai USD 1,94 Miliar di Sulteng.
Kini, PT Vale juga tengah menggarap proyek dengan nilai jumbo, mencapai US$ 8 miliar atau setara sekitar Rp 118 triliun.
“Sehingga kalau tiba-tiba kontrak PT Vale dihentikan atau tidak diperpanjang itu akan menjatuhkan martabat bangsa khususnya dalam investasi pertambangan. Di depan dunia, kita jadi tidak baik,” ujar Gus Falah.
Gus Falah sepakat ada yang harus dievaluasi dari kontrak PT Vale, khususnya terkait kontribusi bagi negara dan masyarakat. Kontrak karya PT Vale, menurut Gus Falah, harus mempunyai nilai manfaat yang lebih bagi negara.
Lebih jauh, legislator dapil Jatim X ini menekankan, Indonesia bukan bangsa yang tidak menghargai geoekonomi dan geopolitik. Atas dasar itu ia mendukung sikap Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk memperpanjang kontrak PT Vale.
“ Kalau soal 3 Gubernur yang menolak kemarin ya harus dilihat lagi kemanfaatannya misalnya kalau buat masyarakat masih kurang ya dievaluasi apa saja yang kurang, biar kita tingkatkan,” pungkas Gus Falah.
Reporter : Hiski Darmawan | Editor : Endang Pergiwati
.jpg)
