
Surabaya – Saat ini, kabupaten/kota yang sudah menyiapkan ruang observasi berbasis desa, kelurahan maupun kecamatan sudah ada 6.343 ruang observasi setara dengan 74,5 % dan masih kurang 25,5 %. Untuk itu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meminta pada yang belum supaya segera melakukan pengadaan ruang observasi.
Permintaan Khofifah ini seiring dengan perkembangan penyebaran dan penularan virus corona (Covid-19) di Jawa Timur. Hari ini, Jumat (17/4/2020) diketahui bahwa ada penambahan 8 orang yang terkonfirmasi positif. Diantaranya dari Bangkalan ada 1, Kab Malang ada 1, Sidoarjo ada 1, Kemudian 1 di Lamongan, dan 4 di Surabaya.
Sehingga, saat ini yang terkonfirmasi positif total ada 522 kasus. Dari jumlah tersebut yang masih dirawat ada 378 orang. Sementara, untuk PDP ada 1826, masih terjadi penambahan cukup tinggi dibanding sebelumnya yaitu 1717. Dari jumlah tersebut ada proses recovery sudah hampir selesai yaitu 700 lebih dan yang masih diawasi ada 1014.
Sedangkan, untuk ODP ada 15942, dan yang masih dalam pemantauan ada 7.278. Di samping itu ada 4 orang terkonfersi negative atau sembuh. Yaitu 1 di Bondowo, 1 di Bangkalan, 2 di Surabaya. Total ada 96 orang sembuh atau setara dengan 18,4%. “Kami juga ingin menyampaikan belasungkawa, duka cita meninggal 1 dari Lamongan dan 1 dari Surabaya,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi.
Dia menandaskan, pada posisi seperti ini dia ingin menyampaikan bahwa yang harus dilakukan adalah membangun kewaspadaan bersama. Hal itu dilakukan dengan menyiapkan ruang observasi di kabupaten/kota di Jatim. “Ada 6.343 ruang observasi baik berbasis desa maupun kelurahan ada juga yang berbasis kecamatan, setara dengan 74,5 %,” tandasnya.
Dari jumlah tersebut, lanjut Khofifah, maka masih membutuhkan keikutsertaan lebih luas yaitu 25,5 %. Diharapkan setiap desa dan kelurahan memiliki ruang observasi. Ruang tersebut tidak hanya untuk yang baru pulang dari daerah episentrum seperti Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan juga dari Jabodetabek, tapi ruang isolasi juga bisa untuk ODP.
“di sebaran kabupaten/kota, ada desa dan kelurahan yang sudah 100 %. Seperti banyuwangi ada 228 desa. Kabupaten Sumenep sudah 10%, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Mojokerto kabupaten dan kota. Ini semua sudah 100%. Tentu kami menyampaikan terimakasih bahwa mereka sudah memberikan langkah prefentif maksimal dan dibuktikan kesiapsiagaan mereka 100% penyiapan ruang opservasi,” tandasnya.
Sedangkan ada beberapa daerah kabupaten kota yang masih kurang dari 20%. Untuk itu Khofifah meminta supaya bisa menyegerkan dengan bergotong royong. Dia menandaskan jika di desa atau kelurahan mungkin ada yang memiliki rumah yang cukup luas dan halaman yang cukup untuk dijadikan ruang obserbasi. Hal ini seperti di Kanogoro yang menggunakan rumah salah satu penduduk di jadikan observasi.
“Yang kurang dari 20% ada Surabaya, mudah mudahan warga sudah menyiapkan ruang baik di balai desa bisa dijadikan ruang observasi. Karena memang angka di Surabaya sudah sangat mengkhawatirkan, dari total ODP 1728, PDP 669, Positif 250 orang. Sehingga yang kurang dari 20% mudah-mudahan bisa disegerakan,” tandasnya.
Selain Surabaya, daerah lain yang masih di bawah 20% yaitu kota Blitar 14,3 %, Kabupaten Malang 13,6%, kota Madiun 11,1 %, Kabupaten Probolingo 9,1 %, Kota Batu 8,3%, Kota Malang 5,3%, Kota Probolinggo 3,4%, Kota Kediri 2,2%.
“Posisi seperti ini menjadi bagian dari kewaspadaan dan kesiapsiagaan kita supaya kita memutus rantai penyebaran. Ini harus kita lakukan kewaspadaan berganda, kesiapsiagaan berlapis. Pola yang harus dilakukan supaya sinergitas diantara elemen masyarakat pentaholik ada masyarakat, pemerintah, akademisi, ada pengusaha, dan media. Lima hal ini menjadi bagian penguatan bagaimana proses membangun semangat kita tetap obtimis, misalnya bahwa kita isnya Allah akan menang melawan covid-19 dan harus terukur,” tadasnya. (ufi)