
Lamongan – Peta menyebaran virus corona (Covid-19) di Lamongan menjadi salah satu perhatian serius Pemprov Jatim. Bahkan dari hasil Tracing berdasarkan data di http://infocovid19.jatimprov.go.id/ diketahui bahwa jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 110, jumlah tersebut terbanyak kedua di Jatim setelah Surabaya.
Tak hanya itu, jumlah orang dengan resiko (ODR) menempati adalah yang terbanyak di Jatim yaitu 27.532 orang. Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lamongan Taufiq menjelaskan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona ini pihaknya telah menyiapkan empat tempat untuk isolasi selain di RSUD dr Soegiri.
“Mempersiapkan tempat pelayanan dan isolasi khusus covid selain RS Soegiri, yaitu di Puskesmas Karang Kembang ada 80 tempat tidur, Puskesmaa Deket ada 20 tempat tidur, Rusunawa ada 82 tempat tidur, dan BLK ada 40 tempat tidur,” katanya saat dikonfirmasi lenteratoday,com, Kamis (9/4/2020).
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan beberapa tempat lainnya untuk isolasi jika memang diperluka dan tempat yang disediakan masih kurang. Diantaranya adalah di stadion. Kemudian juga akan mempersiapkan rumah singgah di tiap kecamatan dan Desa sebagai tempat karantina dan isolasi.
Sementara itu, untuk mengantisipasi penyebaran covid-19 dari kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Malaysia dan lainnya, tim Gugus Tugas telah menyiapkan beberapa strategi. Kedatangan mereka akan langsung dikoordinasikan dengan pihak kecamatan dan desa asal mereka. Saat kedatangan mereka akan ditampung di Gugus tugas Kabupaten untuk dilakukan pendataan dan pemeriksaan kesehatan.
Jika semua proses itu telah selesai dan dari hasil tes mengarah bahwa para PMI ini dalam kondisi sehat maka akan diserahkan ke kecamatan dan desa untuk kemudian dilakukan isolasi di tiap-tiap desa. Pemkab Lamongan juga telah mengintruksikan pada setiap desa untuk membuah rumah singgah atau rumah isolasi bagi warganya yang baru datang dari daerah terjangkit.
Taufiq menandaskan bahwa akan dilakukan edukasi tentang social distancing dan juga physical distancing. Kemudian para pekerja mingran ini akan diminta untuk menandastangani surat pernyataan taat menjalankan ketentuan isolasi dengan menerapkan sosial distancing dan physical distancing.
Terkait dengan anggaran penanganan covid-19 yang disiapkan Pemkab Lamongan, Taufiq mengaku belum tahu total anggarannya. Namun setidaknya sudah ada anggaran Rp 51 miliar yang dialokasikan untuk Dinas Kesehatan. “Untuk kesehatan dialokasikan awal untuk 3 bulan Rp 51 milyar. Belum termasuk RS,” katanya.
Yang tak kalah penting, sebagai upaya pencegahan dia juga menghimbau pada masyarakat supaya tetap memakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan, keluar rumah hanya bila perlu. “Cuci tangan dan dininfektan secaca rutin dan benar, hindari menyentuh wajah dengan tangan, jaga kondisi tubuh, periksa kesehatan, terus berdoa dan harus bahagia,” tandasnya. (ufi)